SUARA CIREBON – Sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional di Kabupaten Cirebon, mengalami kenaikan cukup signifikan. Di Pasar Sumber, kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan di antaranya, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, telur ayam, ayam potong dan minyak goreng.
Kepala Bidang Perdagangan dan Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Dagdalbapokting) Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Cirebon, Peni Sigiarsih mengatakan, kenaikan kebutuhan pokok masyarakat terjadi sejak tiga hari yang lalu.
Menurut Peni, hal itu diketahui dari hasil pemantauan harga kebutuhuan pokok di Pasar Sumber yang petugas Disperdagin. Peni mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pokok tahun ini, lebih cepat dari biasanya, karena masih di minggu pertama bulan Desember. Disperdagin memastikan akan terus memantau harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional.
“Bisanya kenaikan itu menjelang Natal dan Tahun Baru, tetapi baru minggu pertama sudah banyak bahan pokok penting masyarakat yang naik,” ujar Peni, Senin, 8 Desember 2025.
Peni menjelaskan, kenaikan sejumlah kebutuhan pokok ini disebabkan sejumlah faktor, mulai dari gagal panen akibat cuaca dan lainnya.
“Gagal panen akibat cuaca tidak menentu berimbas pada kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran,” paparnya.
Harga cabai rawit merah di Pasar Sumber tercatat naik menjadi Rp100.000 per kilogram dari sebelumnya Rp70.000 per kilogram. Bawang merah yang semula Rp40.000 kini naik menjadi Rp50.000 per kilogram.
Kenaikan juga terjadi pada minyakita, dari harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700 menjadi Rp17.000 hingga Rp18.000 per liternya. Sementara harga daging ayam potong masih di kisaran Rp34-35.000 per kilogram.
“Kenaikan yang paling terasa yaitu komoditas ikan laut, karena cuaca kurang bagus harganya sangat mahal dan kadang stok tidak ada,” terangnya.
Terpisah, salah seorang pembeli yang ditemui di Pasar Sumber, Rini (35), mengaku kaget dengan harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan. Ia mengaku harus menyiasati kenaikan harga ini dengan cara mengurangi porsi makanan yang ia jual, agar tidak mengalami kerugian.
“Saya kan punya usaha masakan, kalau semua naik bingung juga. Karena tidak mungkin harga makanan saya naikkan, jadi mungkin dikurangi bahan-bahannya biar tidak rugi,” ucapnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.
















