Salahsatunya adalah Romsiyah asal Desa Astanajapura, Satkoryon Kecamatan Astanajapura. Jabatan yang diembannya saat ini di Satkoryon Astanajapura adalah Provos Detasemen Wanita Banser (Denwatser).
Kepada Suara Cirebon, mahasiswi IAIN semester
1 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) itu mengaku baru pertama kali
mengikuti Diklatsar. Ia juga mengaku hal yang melatarbelakangi dirinya menjadi
anggota Banser adalah karena ingin berkhidmah kepada Nahdlatul Ulama (NU) dan
kiai.
Romi, demikian sapaan akrab Romsiyah, bergabung menjadi
anggota Banser karena termotivasi oleh pesan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari.
“Karena saya teringat pesan KH Hasyim Asy’ari. Katanya, barang siapa yang
mengurusi NU, maka akan diakui sebagai santrinya dan akan didoakan beserta
keluarganya meninggal husnul khotimah,” papar wanita kelahiran
17 Desember 2001 itu.
Bersama rekan Satkoryon lainnya, dengan semangat tinggi
Romi mengikuti seluruh tahapan Diklatsar tersebut. Meskipun baru pertama kali
ia mengikuti Diklatsar, namun mahasiswi yang hobi renang itu meyakini
pencerahan yang didapat selama Diklatsar akan menjadi bekal dan pengalaman yang
berharga.
Diklatsar VII Angkatan XVI Satkorcab Banser Kabupaten Cirebon sendiri secara resmi dibuka oleh Kadensus 99 Banser, H Muhammad Nuruzzaman dan diikuti oleh 200 kader dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Cirebon. Kegiatan tersebut diharapkan bisa mendorong kaum muda NU untuk mengwal dan menghormati ulama dan kiai NU serta ambil bagian daalam menjaga keutuhan NKRI. (Islah)