CIREBON, SC- Selain wisata olahraga, kunjungan Universitas Indonesia ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon juga untuk menjalin kerjasama dan pembinaan kepada kampus-kampus yang ada di daerah.
Wakil Rektor UI Bidang Kerjasama dan SDM, Prof Dr Ir Dedi Priadi menjelaskan, kerjasama tersebut tentunya di bidang pendidikan yang meliputi penelitian maupun kegiatan kemahasiswaan maupun kerjasama lainnya.
“Kami mempunyai tugas pembinaan untuk perguruan tinggi di daerah. UI adalah Universitas Indonesia dan untuk Indonesia. Kita bisa membantu dalam rangka membina. Seperti pengembangan dan peningkatan SDM. IAIN juga harus bisa merangkul pemerintah dan masyarakat di daerah. Sedangkan untuk tindaklanjut kerjasama ini kita menunggu kunjungan balasan dari IAIN Cirebon ke UI untuk membahasnya,” katanya kepada Suara Cirebon, Sabtu (3/8/209).
Kendati demikian, kerjasama yang tengah dibahas ini tidak melulu di bidang keagamaan. Pasalnya, menurut dia, di UI sendiri mempunyai program kajian timur tengah dan pengembangan pesantren. Selain itu juga ada program administrasi pelayanan publik untuk dibuka di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Sehingga pegawai yang ada di wilayah Cirebon bisa melanjutkan pendidikannya di jenjang S2 di kampus tersebut.
“Kita sedang memaping kerjasama apa saja. Di UI kan ada Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan salahsatu studinya Ekonomi Syariah. Jadi mungkin bidang ini dulu yang bisa dikembangkan,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengatakan, pihaknya akan secepatnya menjadwalkan kunjungan balasan tersebut untuk segera menjalin kerjasama dengan UI.
“Rencana kunjungan secepatnya akan kita jadwalkan. UI ini mempunya IT ekonomi syariah dan itu bisa digunakan untuk kita. Selain itu juga ada kerjasama lainnya, seperti dalam bidang kajian dan pengajaran untuk jenjang S2,” ucap Sumanta.
Dari kerjasama ini, lanjut dia, banyak manfaat yang akan dirasakan, yaitu salahsatunya untuk peningkatan akreditasi. Selain itu, IAIN Syekh Nurjati Cirebon juga dapat belejar dari perguruan tinggi yang lebih tua dan berlabel Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) serta memiliki sekitar 40 ribu mahasiswa.
“Kita kekurangan infrastruktur dan mereka menawarkannya untuk kita. Semoga kerjasama ini terus berlanjut untuk proses pengembangan lembaga kita ini ke depan,” pungkasnya. (Arif)