CIREBON, SC- Sebanyak 80 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kota Cirebon mengikuti kegiatan Lesson Study di Gedung SMK Sekar Kemuning Kota Cirebon, Jumat (4/10/2019).
Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kemenag Kota Cirebon, Ahmad Sadudin menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan tindaklanjut dari MoU atau kerjasama antara IAIN Syekh Nurjati Cirebon bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cirebon untuk meningkatkan pofesionalisme guru PAI dalam melakukan tugasnya di sekolah.
“Lesson Study ini adalah tindaklanjut MoU yang sudah ditandatangani antara Kepala Kantor Kementeriam Agama Kota Cirebon dengan Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatakan profesionalitas guru PAI,” katanya.
Ahmad juga mengungkapkan, dari 419 guru PAI yang terdaftar di Aplikasi Siaga Kemenag, baru 268 saja yang sudah mendapatkan pelatihan peningkatan profesionalitas guru. Dengan rincian, 70 guru pelatihan di Diklat di Wilayah Kerja (DDWK), 80 guru di Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB), 25 guru di Pelatihan Kompetensi Penyusunan Bahan Ajar, 13 guru dikirim ke Pusdiklat, dan dan 80 guru diikutkan dalam kegiatan lesson study ini.
Sehingga, kata dia, tersisa 151 guru PAI saja yang belum mengikuti pelatihan. Semua pelatihan yang diberikan menekankan pada kompetensi pedagogik mulai dari perencanaan, model dan penilaian pembelajaran.
“Jangan sampai guru PAI terkesan hanya bisa baca doa saja. Tapi skil teknologinya juga kita bekali,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan lesson study tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru PAI. Terlebih, sebagian besar guru PAI adalah alumni IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Sehingga, selain mereka mrnguasai di bidang agama, guru PAI juga harus menguasai teknologi agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik bisa lebih efektif dan dekat dengan siswanya.
“Karena teknologi itu mempunyai efek yang sangat besar. Jika tidak kita akan terdampak dan dampak yang dirasakan adalah distorsi terhadap agama. Maka saat ini siapa yang dapat memegang medsos, maka itulah yang akan maju berkembang,” ucapnya. (Arif)