SETELAH menangkap terduga teroris asal Desa Bojong Lor, Kecamatan Jamblang, tim Densus 88 Mabes Polri kembali menangkap terduga teroris lainnya asal Desa Panembahan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, LT (30) pada Senin malam (14/10). Pria yang keseharian sebagai penjual Cireng keliling itu ditangkap di rumahnya RT 06 RW 02 blok Tanah Baru Selatan, desa setempat.
Kapolres Cirebon, AKBP Suhermanto, membenarkan tim Densus 88 kembali menangkap terduga teroris tersebut. Menurut Kapolres, terduga teroris LT adalah warga desa Panembahan, Kecamatan Plered yang diamankan di rumahnya pada Senin malam (14/10) sekitar pukul 20.00 WIB tanpa perlawanan.
Setelah LT berhasil ditangkap, pihaknya juga turut mengawal penggeledahan di rumah LT yang dilakukan tim Densus 88 hingga 3 jam lebih alias hingga dini hari. “Setelah itu, kita melakukan penggeledahan dirumahnya dan ditemukan satu buah golok, 3 buah hand phone, beberapa buku dan cairan kimia. Dan barang bukti sudah diamankan oleh densus 88,” kata Kapolres.
Kepada sejumlah media, Kapolres juga membenarkan bahwa terduga LT masih satu rangkaian dengan penangkapan yang dilakukan sebelumnya YF, termasuk juga yang di Kota Cirebon dan Indramayu. Diketahui, dalam keseharian LT bekerja sebagai penjual makanan di depan Masjid Panembahan. “Masih serangkaian dengan yang kemarin, ini pengembangan dari kelompok JAD. Tapi kita hanya mengamankan olah TKP dan penggeledahan. Jadi, di Kabupaten Cirebon sudah ada dua yang ditangkap densus 88, LT dan YF,” kata Kapolres.
Pantauan Suara Cirebon di lokasi, puluhan Polisi bersenjata lengkap turun dari mobil didekat rumah terduga teroris tersebut untuk mensterilkan lokasi sekira pukul 22.00 WIB. Salah satu tetangga depan rumah terduga teroris, Ahmad (57), mengaku terkejut dengan kedatangan Polisi bersenjata lengkap itu.
Warga tidak mengira pria yang tinggal didepan rumahnya diamankan tim Densus 88 sebagai terduga teroris. Pasalnya, LT dikenal sebagai warga biasa namun rajin ke Masjid. “Dia sudah berkeluarga dan punya anak satu. Sehari-hari dia biasa jualan cireng tapi kadang jualan es,” ujar Ahmad.
Kendati jarang kumpul bersama warga, tapi secara umum tidak ada yang mencurigakan. Karena LT memang asli warga Desa Panembahan. “Tidak ada yang berubah, karena LT asli orang sini, tapi kalau istrinya memang orang luar kota Cirebon,” paparnya.
Sementara, Kuwu Desa Panembahan, Abdul Khodir mengatakan, pihaknya juga mengaku merasa kaget mendengar ada warganya yang tertangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris. Menurut Kuwu, LT merupakan warga asli Desa Panembahan yang dinilai biasa dan tidak ada yang mencurigakan.
Dia warga asli Panembahan yang lahir dan dibesarkan di desa tersebut. “Saya sempat tanya ke keluarganya, tapi mereka juga kaget, darimana pengaruh yang membuat perilakunya sampai menjadi terduga gitu,” sambung Kuwu, Selasa dinihari (15/10).
Dijelaskan Kuwu, saat itu dirinya juga turut menyaksikan penggeledahan yang dilakukan tim Densus 88. Dari hasil pengledahan itu, tim Densus 88 membawa sejumlah buku, hand phone, dan golok. Terduga teroris LT mempunyai seorang istri yang sedang hamil dua bulan dan anak laki-laki yang masih berusia 3 tahun. (Islah)