Seorang petani di Desa Gunung Kuning, Kecamatan Sindang Zainul mengatakan, selain musim hujan, faktor yang menjadi pemicu larisnya bibit itu, karena lamanya musim kemarau hingga lebih dari enam bulan.
“Tidak seperti tahun sebelumnya, musim kemarau tahun ini terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang, lebih dari enam bulan. Sehingga banyak pepohonan yang mati, dan saat musim hujan diganti dengan bibit yang baru,” ucapnya, Minggu (15/12).
Dari semua jenis bibit tanaman buah ada beberapa jenis yang banyak diburu oleh pembeli. Untuk jenis buah kata Zainul yang paling laku di antaranya rambutan, mangga, durian dan bibit jeruk. Sedangkan untuk bibit kayu keras pembeli yang datang ke kiosnya mencari bibit jati,jabon,mahoni dan albasia. ”Tetapi yang paling banyak untuk kayu keras itu albasia, saya sampai kewalahan menghadapi pesanan dari pembeli,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan, Dadang penangkar bibit tanaman lainnya di Desa Salagedang Kecamatan Sukahaji. Menurut dia, datangnya musim hujan disambut dengan penuh sukacita oleh para penangkar bibit. Karena masuknya musim penghujan,bisa dipastikan akan berdampak pada permintaan bibit tanaman.”Dan alhamdulillah, memasuki musim hujan permintaan bibit semua jenis tanaman mulai banyak,”akunya.
Seperti halnya Zainul, pesanan bibit ke kios milik Dadang juga menujukan peningkatan. Bila saat kemarau pesanan bibit tanaman tidak menentu, namun sejak musim hujan hampir setiap hari ada saja pembeli datang untuk membeli bibit tanaman jenis buah-buahan ataupun bibit kayu keras.
”Saat kemarau kemarin, satu minggu terkadang melayani dua orang pembeli, tetapi sekarang setiap hari ada saja yang datang untuk membeli bibit tanaman buah, ataupun bibit kayu keras,”ujarnya.
Mengenai harga bibit tanaman lanjutnya bergantung jenis dan ukuranya. “Harganya tidak sama meski jenis bibit buah atau kayu kerasnya sama.Harga jual didasarkan pada ukuran dan tinggi pohon,” pungkasnya. (Dins)