Warga setempat, M Azis Setiawan (39) mengungkapkan, setiap memasuki musim penghujan, jalan yang menghubungkan dua Kecamatan yakni Kecamatan Plumbon dan Sumber itu selalu mengalami kerusakan. Terlebih jika intensitas hujan tinggi dengan waktu yang lama. Kondisi tersebut membuat membuat air tergenang cukup lama. Apalagi dibahu jalan tersebut tidak ada resapan air sama sekali.
BACA JUGA: Pengelola Bongkar Paksa Kanopi
“Kalau musim hujan tiba titiknya ya disitu-situ saja dan terjadi setiap musim hujan. Tahun sekarang malah lebih banyak lubangnya,” ujar Azis, Kamis (13/2).
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Cirebon, Teti Meirawati mengatakan, pemeliharaan jalan Kabupaten Cirebon dilakukan ketika kondisi kerusakannya sudah mencapai 10 sampai 15 persen. Jika kerusakan lebih dari 15 persen, maka jalan harus dilakukan peningkatan.
Teti mengakui, DPUPR saat ini belum melakukan perbaikan jalan rusak sebagaimana mestinya. Yang dilakukan pihaknya baru sebatas penanggulangan sementara melalui delapan Unit Pelaksana Teknis (UPT). “Ruas jalan kabupaten panjangnya 1.240 KM. Kalau ada jalan yang berlubang ya memang kita harus siap walaupun menggunakan urugan sementara,” kata Teti.
Pasalnya, lanjut Teti, alokasi anggaran perbaikan jalan masih belum tersedia. Pihaknya masih menunggu lelang e-katalog aspal di Kota Bandung. “Aspal kita ini menggunakan aspal pertamina. Dan sekarang masih dalam proses pelelangan di distributornya,” jelas Teti. Dari proses tersebut, pengembang atau distributornya diperkirakan baru akan terpilih pada akhir Februari ini. Sehingga pelaksanaan perbaikan diprediksi akan dilakukan pada awal Maret.
BACA JUGA: Terkait Kecoa di Menu Makan Siang, Hotel Aston Minta Maaf
“Mudah-mudahan sih aspalnya cepat jadi kita juga bisa cepat bekerja. Sementara menunggu proses, kalau ada lubang atau apa kita sudah buat surat kepada UPT-UPT untuk ditanggulangi sementara,” terangnya. Sedangkan terkait anggarannya sendiri, Teti menengarai akan ada penurunan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya anggaran pemeliharaan berada dikisaran Rp13 sampai Rp15 miliar. Namun tahun ini, anggaran diperkirakan lebih rendah, yakni Rp10 miliar. “Kenapa anggaran berkurang, yang jelas bukan kita saja. Dinas-dinas lainnya juga sama,” ungkapnya. (Islah)