Kecamatan Kaliwedi Tempati Urutan Pertama dengan Jumlah ODR Tertinggi di Kabupaten Cirebon
KALIWEDI, SC- Berdasarkan data dari tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon, Kecamatan Kaliwedi menjadi Kecamatan tertinggi yang warganya berstatus Orang Dengan Resiko (ODR) Covid-19. Jumlahnya mencapai 1.993 orang, kemudian diikuti Kecamatan Sedong yang menempati posisi kedua dengan jumlah 1.819 orang.
Menanggapi hal itu, Camat Kaliwedi, Agus Pentristianto mengatakan, sampai sekarang pihaknya belum akan melakukan lockdown parsial. Dalam hal ini, pihaknya tidak akan gegabah menerapkannya tanpa instruksi dari tim Gugus Tugas Kabupaten Cirebon.
“Belum, kami masih menunggu instruksi dari gugus tugas kabupaten. Karena bagaimanapun, dalam penanganan Covid-19 ini kita tidak bisa kerja sendiri-sendiri,” kata Agus ketika dihubungi via ponsel, Minggu (12/4/2020).
Dia menjelaskan, sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim Gugus Tugas Kabupaten. Hal itu untuk membahas langkah yang harus dilakukan dalam pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah Kecamatan Kaliwedi.
“Kita juga membahas hal ini harus sesuai protokol, makanya gugus tugas kabupaten juga membahasnya secara bergantian dari kecamatan di wilayah timur dulu. Jadi bertahap, setelah itu ke kecamatan wilayah barat,” papar Agus.
Sejauh ini, sambung dia, pihaknya sudah menginstruksikan ke setiap desa untuk melakukan pencegahan melalui penyemprotan cairan disinfektan, penyediaan sabun cair, hand sanitizer, hingga memeriksa kesehatan setiap warga yang baru datang dari luar Kabupaten Cirebon dan mengimbau warga untuk tidak berkumpul.
“Alhamdulillah semua desa sudah melakukan itu. Setiap desa juga sudah ada posko gugus tugas Covid-19. Dan kami juga menjadwalkan akan melakukan penyemprotan masal tingkat Kecamatan Kaliwedi pada hari Rabu (15/4/2020),” tukasnya.
BACA JUGA:
Kalaupun nanti diberlalukan lockdown, imbuh Agus, pihaknya tidak akan menerapkannya ke semua desa di Kecamatan Kaliwedi. Melainkan hanya akan dilakukan pada desa-desa yang jumlah ODR-nya tinggi, seperti Desa Guwa Lor, Guwa Kidul, dan Ujungsemi yang banyak TKI dan perantaunya.
Sebelumnya, juru bicara Gugus Tugas Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana merilis daftar 10 besar Kecamatan yang tingkat ODR-nya tinggi. Hingga Sabtu (11/4), stastus ODR paling tinggi adalah Kecamatan Kaliwedi dengan 1993 orang. Berikutnya adalah Kecamatan Sedong dengan 1819 orang, Kecamatan Greged 1552 orang, Kecamatan Gegesik 1417 orang, Kecamatan Lemahabang 1406 orang, Kecamatan Beber 1314 orang, Kecamatan Waled 1311 orang, Kecamatan Pasaleman 786 orang, Kecamatan Dukupuntang 739 orang dan Kecamatan Astanajapura 679 orang.
“Jumlah tersebut memang terus mengalami perubahan karena pemudik terus bertambah disetiap kecamatan,” ungkap Nanang.
BACA JUGA: RT/RW di Kota Cirebon Lakukan Penyekatan
Diberitakan sebelumnya, tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon berencana menerapkan lockdown parsial tingkat desa hingga kecamatan. Penerapan rencana tersebut akan diprioritaskan di kecamatan yang desa-desanya paling banyak pemudiknya. Tim sudah membahas rencana tersebut bersama Sekda Kabupaten Cirebon, H Rahmat Sutrisno, Senin (6/4/2020).
Wakil ketua Gugus Tugas, Enny Suhaeni mengatakan, untuk pelaksanaan lockdown parsial tim tidak bisa melaksanakannya sendiri. Gugus tugas akan terus berkoordinasi membahas pelaksanaan rencana tersebut dengan berbagai pihak untuk mencari kesepakatan bersama.
“Memang sampai sekarang belum ada desa yang lakukan lockdown parsial, karena itu harus disepakati dulu. Kami tidak bisa lakukan sendiri lockdown parsial, tapi nanti Pak Bupati yang akan menyimpulkan,” ujar Enny usai rapat dengan Sekda membahas rencana tersebut.
BACA JUGA: 7 Orang Sudah Meninggal
Enny menjelaskan, wacana lockdown parsial perlu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Cirebon. Rencananya, lockdown parsial akan memprioritaskan desa atau kecamatan yang banyak pemudiknya. Mengingat, peningkatan jumlah Orang Dengan Resiko (ODR) Covid-19 itu dari para pemudik.
“Ya terutama untuk wilayah yang banyak pemudiknya. Kalau lihat dari ODR, yang mudiknya yang banyak ya mestinya harus ada (lockdown parsial). Untuk mengantisipasi penyebarannya memang harus ada beberapa desa yang di lockdown. Karena kita tidak tahu apakah yang pulang ini sehat atau sakit,” kata Enny. (Islah)