MAJALENGKA, SC- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Majalengka, dr. Hj. Erni Harleni, membenarkan kondisi Alat Pelindung Diri (APD) untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Majalengka yang langka di samping harganya meroket.”Saat ini, situasi harga APD tak terkontrol dan sangat mahal di pasaran,”ujar Erni, melalui pesan singkatnya, Selasa (7/04/2020).
Menurut Erni, tak hanya naik bahkan naik berkali-kali lipat. Dia mencontohkan, harga masker bedah yang semula Rp 25 ribu/ box dengan isi 50 pcs bisa mencapai Rp 300 ribu per/ box. “Sudah barangnya mahal, barangnya pun susah didapat karena pasokannya saat tersendat,” ucapnya.
BACA JUGA: Daging Ayam Stabil di Kisaran 35 Ribu
Tak hanya langka, lanjut dia, kalau beli pun harus pesan tunai baru barang dikirim. Yang menjadi persoalan, saat ini, APD sangat dibutuhkan sementara pencairan dana pembelian harus melalui prosedur reguler. “Bagaimana bisa seperti ini? Bagaimana regulasinya, kok, sampai seperti ini, ya?” kata Erni dengan nada heran.
Kendati mengeluhkan kelangkaan dan mahalnya APD, Erni mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik serta tetap menjaga kebersihaan dan kesehatan. “Bagi masyarakat yang sehat, tetap gunakan masker kain. Dan, yang terpenting, cuci tangan dengan benar. Jaga jarak aman 1 hingga 2 meter,” ungkapnya.
BACA JUGA: “Bang Ara” Terjunkan Relawan Berantas Covid-19
Disamping itu, pihaknya juga meminta kepada masyarakat agar tetap di rumah dan tidak keluar jika tidak ada keperluan yang mendesak. Dan, imbaunya, jangan lupa makan-makanan yang bergizi dan olah raga secara teratur minimal 30 menit, 3 kali dalam seminggu.
Kelangkaan dan mahalnya APD di Kabupaten Majalengka pernah diutarakan Bupati Majalengka, H Karna Sobahi, belum lama ini. Menurut Karna, salah satu kendala dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini adalah kelangkaan alat kesehatan (alkes) dan APD yang dibutuhkan para tenaga medis dan pasien.”Jujur saja, kalau pun mahal, kita tetap akan beli. Tapi, masalahnya, barangn sangat sulit didapat,” tegas politikus PDIP itu.
BACA JUGA: Perbatasan Majalengka Dijaga Ketat
Kebutuhan terhadap ADP semakin tinggi karena perlengkapan tersebut hanya digunakan satu kali pakai dan setelahnya harus dihanguskan guna menghindari hal-hal yang tidak diharapkan. “Kalau misalnya ada 3 pasien dirawat dan ada 3 petugas medis, maka perhitungannya, 3 x 1 hari x 3 orang maka berarti butuh 9 APD. Kebutuhan 14 hari berarti 126 APD x Rp 1,8 juta, maka totalnya Rp 3,175 miliar,” tuturnya. (Eka/Rilis)