MAJALENGKA,SC- Mengantisipasi penyebaran virus Corona, Pemerintah Kabupaten Majalengka meminta semua pengelola obyek wisata untuk tidak menerima kunjungan wisatawan alias tutup. Kebijakan pemerintah daerah yang berlaku sejak 16 Maret lalu sangat memukul pedagang yang mengandalkan pendapatannya dengan berjualan di sekitar lokasi obyek wisata.
Seperti diketahui, sebelum menetapkan status darurat Corona, Pemkab Majalengka terlebihdahulu menyatakan status Siaga Corona Virus Disiase 2019 (Covid-19). Konsekuensi penetapan status diikuti dengan pembatasan kegiatan di tempat keramaian, termasuk didalamnya obyek pariwisata.
Akibatnya, puluhan pedagang ataupun warung yang berada di kawasan obyek wisata di Kabupaten Majalengka, seperti Curug Cipeteuy Sindangwangi, Curug Muara Jaya dan kawasan Bukit Panyawaeuan di Kecamatan Argapura tutup. Mereka terpaksa tidak berdagang karena tidak ada aktivitas wisatawan seperti hari-hari sebelum merebaknya wabah Virus Corona.
Baca Juga: Kapolres Pimpin Sertijab Kasat dan Kapolsek
Pedagang di kawasan obyek wisata Panyaweuan, Dedi mengatakan, sejak keluarnya imbauan pemerintah terkait penanganan virus Corona, obyek wisata yang biasanya selalu ramai mendadak sepi, termasuk pada hari libur.
“Sejak ditutup karena adanya wabah virus, sudah tidak ada lagi pengunjung yang datang, padahal biasanya selalu ramai apalagi bila akhir pekan,” katanya, Rabu (22/4/2020).
Sebenarnya kata warga Sadasari tersebut, meski ditutup dirinya masih tetap berjualan walaupun pemerintah telah menutup objek wisata guna mencegah penyebaran viris Corona. “Sempat berjualan selama tiga hari, karena pembelinya sepi ya akhirnya saya memilih tutup sampai kondisi kembali normal,” ucapnya.
Hal yang sama dirasakan Entuy, pedagang lainnya yang mengandalkan kebutuhan rumah tangganya dengan berdagang di kawasan wisata Curug Muara Jaya. Ia menyebut, ada puluhan pedagang yang berjualan di kawasan swisata tersebut. Wabah corona yang kemudian berimbas dengan penutupan obyek wisata berimbas kepada pedagang.
“Kami tentu sangat terpukul. Sudah bertahun-tahun mencari rezeki di tempat itu, sekarang harus berhenti karena pengunjung sepi setelah munculnya virus Corona,” keluhnya.
Baca Juga: Jelang Ramadan Harga Daging Naik
Kondisi tak jauh berbeda dirasakan oleh pedagang di kawasan Cikebo. Puluhan pedagang di kawasan tersebut mengaku turut terpukul setelah merebaknya virus corona. Jumlah pembeli jagung bakar dan makanan lainnya menurun drastis.
“Pembeli jauh berkurang setelah adanya wabah virus Corona, meski sepi saya tetap berjualan karena kalau tidak berdagang darimana untuk biaya hidup sehari-hari,” ujar Minah, seorang pedagang di kawasan Cikebo. (Dins)