KABUPATEN CIREBON, SC- Keluarga memiliki ikatan dan kehangatan yang lebih kuat, walupun bagi sebagian keluarga lainnya mungkin berada dalam situasi keterbatasan. Oleh karenanya, harus saling bantu, salah satunya melalui program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana).
Hal itu disampaikan Anggota DPRRI Komisi IX yang membidangi masalah kesehatan dan ketenagakerjaan, Netty Prasetyani Heryawan di sela-sela acara Sosialisasi dan Bakti Sosial Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja Pada Era Covid-19 yang dilaksanakan di Puskesmas Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, (11/6/2020).
Usai sosialisasi, secara simbolis Netty menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) seperti baju hazmat, masker sanitizer, face shield, sarung tangan steril kepada perwakilan dari Puskesmas Watubelah dan bantuan sembako untuk perwakilan akseptor KB.
BACA JUGA: Netty Minta Masyarakat Tunda Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat, Kusmana, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Iyan Ediyana dan politisi PKS Kabupaten Cirebon, Junaedi ST.
“Kenapa program ini dinamakan Bangga Kencana? Sebab diawali dengan pembangunan keluarga. Karena segala sesuatu bermula dari keluarga, keluarga adalah fondasi ketahanan nasional,” kata anggota parlemen dari Dapil Jabar VIII (Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Indramayu) tersebut.
Pengendalian Kehamilan
Di sisi lain, Netty juga menyampaikan, di masa pandemi Covid-19 ini angka kehamilan dan kelahiran bayi harus tetap dikendalikan. Pengendalian kehamilan dan kelahiran bayi sama pentingnya dengan pencegahan penyebaran Covid-19.
Dalam kondisi seperti saat ini, Netty merasa khawatir akan terjadinya lonjakan angka kehamilan dan kelahiran bayi. Ia meminta agar saat pandemi Covid-19 ini jangan sampai terjadi ledakan penduduk. “Jangan sampai terjadi ledakan penduduk di masa pandemi ini,” ujarnya.
Menurut Netty, adanya pembatasan pemasangan IUD selama pandemi Covid-19 juga semakin menambah kekhawatiran dirinya. Karenanya, Netty menilai upaya terpenting saat ini ialah terus mengingatkan masyarakat usia subur untuk menunda kehamilan.
“Sosialisasi penundaan kehamilan juga harus dibarengi pemberian informasi mengenai alat kontrasepsi yang mudah dijangkau,” ujarnya. Alat kontrasepsi yang mudah dijangkau itu, kata Netty, di antaranya suntik, pil KB, kondom, implan dan lainnya. “Kita memang harus memastikan bahwa kita negatif covid-19, tapi ibu-ibu juga harus negatif (tidak hamil) juga,” ucap Netty.
Netty menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan hasil refocusing anggaran BKKBN untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. “Dimasa pendemi covid-19 ini merupakan tantangan bagi pemerintah, sehingga harus mengalihkan beberapa program untuk diberikan langsung kepada masyarakat,” papar Netty.
Kegiatan tersebut, tampak melibatkan sejumlah komponen masyarakat dan beberapa perwakilan para peserta KB. Namun, pelaksanaan kegiatan tersebut tetap menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Para tamu undangan yang hadir tampak mengenakan masker dan saling menjaga jarak. (Islah)