MAJALENGKA, SC- Petani di wilayah utara Majalengka, seperti Kecamatan Ligung, mengaku mulai kesulitan untuk mengairi sawahnya. Mulai berkurangnya pasokan air dikuatirkan akan berdampak pada pertumbuhan tanaman padi.
Petani di Desa Wanasalam Kecamatan Ligung,Warto mengatakan, meski musim hujan belum lama berakhir, namun petani di daerahnya sudah mulai mengeluh untuk mengairi sawahnya. Pasalnya, pasokan air untuk mengairi sawahnya mulai berkurang, untuk memenuhi kebutuhan air tanaman padi, petani terpaksa harus bergantian dengan petani lainnya.
”Air untuk pengairan menurun drastis setelah tidak turun hujan sejak beberapa pekan terakhir, yang ada pun harus dibagi dengan cara bergiliran,” katanya, Rabu (1/7/2020).
Kondisi tersebut, kata dia membuat petani mulai mulai was-was kekurangan air. Karena bila air untuk pengairan tidak memadai maka bisa mengancam tanaman padi.
Hal serupa juga dialami petani di Desa Tegal Aren, Kecamatan Ligung. Petani di desa tersebut mulai kesulitan untuk mengairi sawahnya karena terus berkurangnya pasokan air. “Kalau tanaman kekurangan air nantinya bias layu lalu kering sehingga bisa mengancam hasil panen,” ujar Kardi petani setempat.
BACA JUGA: Anak Muda di Majalengka Enggan Jadi Petani
Kepala Desa Tegal Aren Endan Wibawa mengatakan, petani di wilayahnya mengandalkan air dari sungai dan saluran irigasi untuk mengairi sawahnya. Namun irigasi yang ada saat ini sudah mulai mengering. “Untuk memenuhi kebutuhan air, petani terpaksa harus melakukan penyedotan dari sungai, dan tentunya itu menambah biaya tanam,” jelasnya.(Dins)