KUNINGAN, SC- Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadz (JQH) Nahdlatul Ulama Provinsi Jawa Barat melaksanakan diklat kepada hafidz dan hafidzoh yang mengikuti program Gubernur Jawa Barat satu desa satu hafidz (Sadesha) di Hotel Horison Tirta Sanita Kabupaten Kuningan, Sabtu (25/07/2020).
Hadir dalam kegiatan Wakil Gubernur Jawa Barat, Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, Ketua PC NU, Ketua MUI Kuningan dan undangan lainnya. Diklat dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Jawa Barat.
Ketua koordinator program Sadesha Jabar, Lukman Hakim mengatakan kegiatan tersebut merupakan rangkaian diklat yang sudah dilakukan di beberapa Kabupaten/Kota di Jawab Barat. Peserta diklat merupakan angkatan ke-8, yang diikuti oleh peserta diklat dari Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Indramayu dan Kota Cirebon. Maksud dari kegiatan tersebut adalah bagaimana mentransformasikan Al Quran agar lebih masif dalam kehidupan. Dan Agama sebagai solusi efektif untuk mencari kebahagiaan serta dalam rangka mempackaging Al Qur’an agar bisa lebih tepat sasaran dan menjangkau seluruh usia. “Butuh tanggung jawab moral kita semua untuk yang lainnya agar kenal Kalam Al Quran” jelasnya, seperti dilansir situs resmi Diskominfo/Humas Pemkab Kuningan.
Diklat ini merupakan bentuk apresiasi dan perhatian pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berkolaborasi dengan PW JQH NU kepada hafidz dan hafidzoh yang nantinya akan menjadi delagasi ke tiap-tiap desa yang ada di Provinsi Jawa Barat. Adapun materi yang akan disampaikan antara lain wawasan kebangsaan , wawasan keislaman yang ramah, yang rohmatan lil alamin, metodologi materi pengajaran tahfidz dan metodologi tazwij.
BACA JUGA: Wabup Kuningan Tebar Bibit Ikan Nila
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, SE sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu program Jabar Juara Lahir Batin, sekaligus sebagai bukti sinergitas antara ulama dan umara. Wagub berharap kegiatan tersebut dapat dimanfaatka semaksimal mungkin, lahir hapidz, qori, qoriah, lahir generasi yang memiliki budi pekerti dan berakhlak baik.
“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa dilaksanakan untuk diri sendiri dan disampaikan kepada orang lain. Harapan kami, kepada kaum komunitas para santri, agar menerapkan nilai kebangsaan, kuatkan nilai-nilai Pancasila dalam diri kita sebagai alat pemersatu bangsa” pungkasnya. (Nung)