MAJALENGKA, SC- Sebagian orang tua siswa di Kabupaten Majalengka merasa keberatan dengan wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, tetap menerapkan pembelajaran jarak setelah pandemi Covid-19 selesai.
Yani, wali murid Sekolah Dasar (SD) di Majalengka mengatakan, saat ini saja banyak anak-anak yang sudah merasa bosan setelah empat bulan lebih tidak ke sekolah. “Apalagi bila nanti pembelajaran jarak jauh ini tetap dilaksanakan setelah pendemi Corona berakhir,” katanya,Selasa (7/7/2020).
Ia menyebutkan, selama sistem belajar jarak jauh diterapkan karena adanya pendemi Corona,tidak sedikit orang tua siswa yang mengeluh karena harus mengeluarkan biaya tambahan, untuk pembelian pulsa atau quota internet. “Banyak yang mengeluh seperti itu,belum lagi yang sebelumnya tidak memiliki HP android,” ujarnya.
Dedi, wali murid di Desa Sukasari Kaler,Kecamatan Argapura dengan tegas mengaku tidak setuju dengan penerapan belajar jarak jauh. Dia mengatakan, pembelajaran jarak jauh yang dilakukan selama masa pendemi tidak efektif.
Waktu anak-anak lebih banyak terbuang untuk bermain. Situasi rumah yang kadang tidak kondusif untuk belajar, serta tidak adanya guru membuat anak-anak sering menolak belajar.
BACA JUGA: Ratusan Pontren di Majalengka Disemprot Disinfektan
“Belum lagi masalah jaringan internet, masih ada wilayah di Argapura ini yang belum terkoneksi dengan jaringan internet, seperti di daerah Cikaracak,tentu itu akan merepotkan siswa dan juga orang tuanya,” ucapnya.
Tak hanya orang tua murid, sejumlah guru juga mengatakan kurang setuju dengan wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. “Selama pembelajaran di rumah karena pendemi, saya sering mendapat keluhan dari orangtua murid. Mereka mengeluhkan anak yang enggan untuk belajar. Sehingga pekerjaan rumah (PR) bisa menumpuk setiap harinya,” kata Didin, salah satu pendidik di salah satu SD di Kecamatan Maja. (Dins)