MAJALENGKA, SC- Terus bertambahnya kasus positipf Covid-19 di Kabupaten Majalengka memunculkan keprihatinan, apalagi dengan adanya stigma negatif terhadap pasien positif Covid-19. Munculnya stigma negatif ini harus segera dihilangkan karena Covid-19 ata Corona bukanlah aib.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Majalengka Alimudin, dengan melonjaknya kasus terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kabupaten Majalengka, memunculkan stigma buruk bagi orang yang terkonfirmasi di tengah masyarakat.
“Pemahaman tersebut, perlu kami luruskan karena siapapun orangnya baik warga miskin, orang kaya yang memiliki jabatan atau tidak, semua terancam terpapar virus Corona,” katanya, Sabtu (8/8/2020).
Menurut Alimudin, orang yang positif Covid-19 itu bukan aib dan tidak pandang bulu. Semua orang berpotensi terpapar. Baik itu pejabat, rakyat, dokter, pemimpin, dan lainnya. Fenomena sosial yang memperparah stigma sosial terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami gejala berupa diskriminasi, perlakuan berbeda, pelecehan status, perlu diluruskan.
“Yang perlu dihindari itu pencegahaan kita agar kita tidak tertular, bukan memberikan sanksi sosial bagi orang yang terkena virus,” ujarnya.
Bila stigma buruk terus terpelihara di masyarakat lanjutnya dapat membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya. Termasuk hanya akan memperparah situasi dan kondisi baik secara mental maupun pada penyebaran penyakit itu sendiri.
“Pasien Covid-19 pasti merasa tertekan secara mental maupun psykologis di masyarakat. Hal ini terjadi karena masyarakat sering mendapatkan berbagai berita negatif tentang penyakit ini meskipun dari hasil medis menyebutkan kemungkinan sembuh penyakit ini adalah 97%,” pungkasnya.
Harapan yang sama diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Majalengka H Eman Suherman. Menurutnya, upaya dalam meminimalisir stigma negatif Covid-19 di masyarakat perlu membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak.
BACA JUGA: Pola Baru Penyebaran Virus Corona
“Pemberitaan media terkait informasi yang utuh soal penularan virus yang selama ini sering tidak sampai ke masyarakat dan itu sangat memengaruhi stigma terhadap orang terkait Covid-19 baik itu kontak erat, suspek, probable, dan terkonfirmasi,” ucapnya.
Dia menambahkan, media juga disarankan bukan hanya fokus pada pertumbuhan kasus tapi pada pemberitaan yang positif. (Dins)