KABUPATEN CIREBON, SC- Kabupaten Cirebon memiliki banyak potensi wisata unggulan. Namun, sampai saat ini belum terpetakan dengan baik. Hal itu seperti disampaikan anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Heriyanto ST.
“Ternyata blue printnya saja tidak ada. Peta wisatanya belum punya,” kata Heriyanto.
Ia menjelaskan, salah satu sample yang bisa diproyeksikan untuk wisata unggulan ada di Batu Lawang. Namun, kendalanya lahan wisata Batu Lawang bukan milik Pemda, melainkan milik Perhutani Majalengka. Komisi IV, kata Heriyanto, sudah berkoordinasi dan melakukan MoU.
Menurutnya, untuk merealisasikan langkah pasca MoU, harus dilakukan bersama-sama alias keroyokan. Karena, langkah tersebut tidak bisa dilakukan sendiri oleh dinas yang menjadi leading sektornya. “Harus keroyokan, tanpa itu jauh dari kemungkinan terwujud,” terangnya.
BACA JUGA: Yuk, Bersama Ciptakan Icon Wisata Kabupaten Cirebon
Dia menambahkan, memang potensi wisata di Kabupaten Cirebon cukup banyak. Hanya saja, terkendala kepemilikan lahan. Politisi Partai Demokrat itu menyebut, mayoritas lahan masih milik pemerintah desa. “Harusnya Pemkab, dalam hal ini Bupati, bisa bekerjasama dengan desa. Kenapa tidak dimanfaatkan untuk pengembangan wisata, kan anggaran di desa ada,” ucapnya.
Oleh karena itu, Komisi IV siap untuk mendorongnya dengan menghadirkan aturan melalui Perda tentang Rencana Induk Kepariwisataan. “Intinya ada dikolaborasi, karena tanpa itu Cirebon Katon sulit direalisasikan,” paparnya.
Hal senada disampaikan aktivis Cirebon Timur, Adang Juhandi. Dia juga menilai, sejauh ini jargon Cirebon Katon hanya sebatas tagline. Menurutnya, potensi wisata di Kabupaten Cirebon cukup besar jika dikelola dengan baik. Bahkan, bukan tidak mungkin akan menambah PAD bagi Pemkab Cirebon. “Bukankah Pemda sedang gencar-gencarnya ingin menaikan PAD,” ungkap Adang.
BACA JUGA: Mobil Pariwisata untuk City Tour Pelajar
Bukan hanya itu, lanjut dia, jika pariwisata dikelola dengan baik maka akan berimbas pula pada peningkatan perekonomian. Perputaran ekonominya nanti akan terlihat. Oleh karenanya, sarana penunjangnya seperti infrastruktur jalan juga perlu ditempuh. “Itu sudah jadi keharusan. Bagaimana orang mau berkunjung kalau tidak ada jalannya,” tegas dia. (Islah)