KOTA CIREBON, SC – Warga di tiga RW Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Ironisnya, warga yang tinggal di RW 04, 09 dan RW 10 Kelurahan Panjunan tersebut, merupakan pelanggan PDAM Tirta Giri Nata.
Saat ditemui Suara Cirebon, salah seorang warga RW 10, Santoso mengungkapkan, untuk mendapatkan pasokan air bersih, ia dan warga sekitar terpaksa harus membeli air bersih dari RW lain. Hal tersebut membuat dirinya dan masyarakat lain merasa kerepotan. Pasalnya, selain harus mengeluarkan uang mereka juga harus bolak-balik mengangkut air.
“Kami di RW 10 beberapa waktu belakangan ini kalau sore harus ambil air ke RW 01 atau RW lainnya, yang masih mendapatkan aliran air bersih dari PDAM,” kata Santoso kepada Suara Cirebon, Selasa (15/9/2020).
Untuk membeli air bersih, lanjut Santoso, satu ukuran drum kecil dihargai Rp2 ribu. Sedangkan untuk kebutuhan air setiap harinya 3 sampai 4 drum.
Sebagai pelanggan PDAM, Santoso mempertanyakan, mengapa dalam satu kelurahan masih saja aliran air bersih PDAM kepada pelanggan tidak merata. Meskipun aliran air tidak lancar, Santoso mengaku setiap bulannya tetap membayar tagihan kepada PDAM.
“Padahal tagihan per bulannya kami bayar, masih saja tidak teraliri air bersih,” ujarnya.
Senada, Ketua RW 10, Suwardjono menambahkan, pasokan air dari pompa milik PDAM hanya dapat mengalirkan air bersih pada jam-jam tertentu.
“Pada jam 7 malam hingga jam 2 dini hari aliran air bersih lancar, di luar jam itu air mulai susah keluar lagi,” kata Suwardjono.
BACA JUGA: DPRD Kota Cirebon Tagih Janji PDAM Tirta Giri Nata
Menurutnya, pompa airnya perlu dinyalakan lalu dimatikan dulu. Sehingga air dapat mengalir, dan itu berlangsung setiap pagi hingga sore hari.
“Masalah ini sebenarnya sudah kami keluhkan dengan melayangkan surat ke PDAM hingga dua kali, namun belum ada respon ataupun tindakan,” tandasnya.
Terpisah, saat dikonfirmasi Suara Cirebon terkait kondisi sulit air di tiga RW Kelurahan Panjunan, Direktur Teknik Perusahaan Daerah Air Minum (Dirtek PDAM) Tirta Giri Nata Kota Cirebon Suyanto mengakui warga tiga RW tersebut merupakan pelanggan PDAM.
Suyanto menjelaskan, sebanyak 40.000 jiwa yang menggunakan pasokan air bersih dari pom yang dimiliki PDAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon, sehingga dengan jumlah pengguna sebanyak itu terjadi adanya tekanan yang berlebihan.
“Karena, banyak yang memakai pompa air jadi terjadi penarikan tekanan yang berlebih sehingga air yang kita aliri berebut,” jelas Suyanto panggilan akrabnya kepada Suara Cirebon di ruangan kerjanya, Selasa (15/9/2020).
Di sisi lain, lanjut Suyanto, pihaknya belum bisa memenuhi kebutuhan karena tekanan dan debit air yang dimiliki PDAM terbatas sehingga air tidak bisa mengalir dengan baik.
PDAM Kota Cirebon akan mendapatkan penambahan debit air dari proyek Jatigede, sehingga kebutuhan air bersih di Kota Cirebon akan terpenuhi.
“Karena pasokan air dari sumber air cipaniis terbatas, pemerintah kota Cirebon melalui Walikota Cirebon telah sepakat akan menyuplai air dari Waduk Jatigede yang akan mengaliri Kota Cirebon 500liter/detik,” kata Suyanto.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Distribusi Agung Astija mengatakan, daerah yang belum mendapatkan pasokan air bersih dan masuk dalam kategori zona merah, masih menjadi pekerjaan rumah (PR) PDAM.
Yang berstatus zona merah, lanjut dia, salah satunya wilayah pesisir, atau Panjunan, sebab di wilayah tersebut belum terpenuhi pasokan air.
“Karena sumber air dari cipaniis untuk Kota Cirebon terbatas,” kata Agung.
BACA JUGA: Pasokan Air PDAM Kota Cirebon Bakal Terpenuhi
Adanya keluhan air bersih dari konsumennya, Agung mengupayakan akan melakukan pelayanan lebih agar konsumen tidak lagi merasakan kekurangan air bersih untuk aktivitas MCK.
“Kita bukannya tidak menanggapi masalah ini, melainkan dikarenakan masalah debit dan tekanan airnya, namun sudah diupayakan untuk pengadaan pompa elektrik,” kata Agung Astija. (M Surya)