CIREBON, SC- IAIN Syekh Nurjati Cirebon melalui Center for Hajj and Umrah Studies bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelenggrakan kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Angkatan VII Reguler tahun 2020.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 12 hari (19-30 Oktober 2020) tersebut menggunakan metode blended learning yaitu dengan memadukan pembelajaran dalam jaringan dan luar jaringan. Diharapkan tujuan pelatihan tetap dapat dicapai meski pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia.
Direktur Center for Hajj and Umrah Studies, Drs H Muzaki MAg mengungkapkan, pilihan menggunakan metode tersebut adalah yang paling tepat merespon pandemi. Pihaknya melakukan upaya terbaik untuk memberikan pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pembimbing haji bersertifikat di Jawa Barat.
BACA JUGA: Walikota Cirebon: Pemda Dukung Transformasi IAIN Syekh Nurjati Menjadi UIN
Menurutnya, sertifikasi ini penting dilakukan untuk menyiapkan para pembimbing manasik haji dan umrah yang profesional dan terstandar.
“Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 100 orang, yaitu perwakilan ASN Kementerian Agama dari setiap kabupaten dan kota serta perwakilan Pimpinan Wilayah Ormas di Jawa Barat,” ungkapnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, Dr H Adib MAg dalam sambutanya menuturkan, program sertifikasi ini sangat penting bagi pembimbing dalam meningkatkan kompetensi dan keahlianya, terkait keilmuan, regulasi haji dan implementasinya dalam program kegiatan.
Terlebih, kata dia, merespon kondisi Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan jumlah jamaah haji terbesar. Untuk itu, menurut Adib, selain program sertifikasi yang dilaksanakan, Kemenag Jawa Barat juga tengah membangun asrama haji di Indramayu dan pusat pelayanan haji terpadu di tingkat provinsi, kabupaten dan kota. Hal ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
“Hal ini dikuatkan pula dengan komitmen pemerintah provinsi Jawa Barat dalam mendukung program-program keagamaan di wilayah tersebut,” ujarnya.
Kepala Biro Pelayanan Sosial Pemertintah Provinsi Jawa Barat, Drs H Barnas Adjidin MM MPd memaparkan, salah satu visi pemerintah daerah adalah mewujudkan Jawa Barat Juara lahir dan batin. Hal ini dibuktikan dengan hibah yang diberikan kepada Kanwil Kemenag Jawa Barat, termasuk pelaksanaan sertifikasi.
BACA JUGA: Mahasiswa Baru Iqtaf IAIN Cirebon Dibekali Moderasi Beragama
“Harapan kami, pemerintah dan masyarakat mampu bersinergi untuk turut serta membangun Jawa Barat yang sejahtera lahir dan batin,” ucap Barnas.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof Dr H Nizar Ali MAg yang sebelumnya menjabat sebagai Dirjen PHU Kementerian Agama RI menyampaikan, program sertifikasi ini adalah titik temu bagi setiap pembimbing haji dalam menyamakan persepsi terkait proses bimbingan haji. Untuk itu, melalui kegiatan tersebut, dapat terjadi proses standarisasi keilmuan dan pengetahuan para pembimbing haji.
“Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dirjen PHU melalui program-program inovatif, salah satunya sertifikasi pembimbing haji terbukti mampu meningkatkan kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan Ibadah Haji. Seperti dirilis oleh BPS untuk tahun 2019 mencapai 85,91 % dengan predikat sangat memuaskan,” tegas Prof Nizar.
Merespon hal tersebut, Dekan Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Hajam MAg menyambut baik dan antusias, kesiapan dan kesigapan setiap komponen pelatihan berjalan dengan baik. Narasumber yang dihadirkan dapat memberikan pencerahan keilmuan dan pengetahuan kontemporer terkait Ibadah Haji. Termasuk pelayanan terbaik yang diberikan oleh panitia dan fasilitator.
“Harapanya selain mendapat sertifikat, peserta mampu menguasai materi pelatihan dan mengaplikasinya dalam pembimbingan manasik haji kepada Jamaah dengan berkualitas,” pungkasnya. (Arif/Ril)