MAJALENGKA, SC- Pergerakan tanah yang terjadi di dua lokasi berbeda makin mengkhawatirkan. Intensitas hujan yang masih tinggi di wilayah Kabupaten Majalengka menjadi pemicu pergerakan tanah yang terjadi di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka dan Desa Cengal Kecamatan Maja.
Pergerakan tanah di Desa Sidamukti terjadi di Blok Tarikolot sejak dua pekan lalu mulai membuat cemas warga. Mereka khawatir pergerakan tanah berakibat longsor dan menimpa pemukiman warga di bawahnya.
Warga Sidamukti Nana mengatakan, pergerakan tanah sudah terjadi sekitar tiga minggu yang lalu. Pergerakan terus terjadi setiap kali turun hujan deras di daerahnya.
“Pergerakan tanah sudah sekitar tiga minggu yang lalu, akibatnya ruas jalan antara Desa Sidamukti dengan Blok Tarikolot mengalami kerusakan parah,” katanya,Selasa (26/1/2021).
Menurut Nana, pergerakan tanah di daerah itu bukan kali ini saja, beberapa tahun yang lalu juga terjadi pergerakan tanah, sehingga sebagian warga yang berada di Blok Cibadak dan Tarikolot pindah ke tempat yang lebih aman. Bahkan, di Blok Cibadak sekarang tidak ada lagi yang bermukim. Sedangkan di Blok Tarikolot masih ada sekitar 10 rumah.
“Mereka pindah ketika terjadi pergerakan tanah yang cukup besar beberapa tahun lalu,” ungkapnya.
Hal serupa juga terjadi di Desa Cengal, Kecamatan Maja. Beberapa rumah warga di Blok Cinangka dilaporkan terdampak pergerakan tanah.
Dandim 0617/Majalengka, Letkol Inf Andik Siswanto mengatakan, pergerakan tanah dterjadi setelah wilayah Kabupaten Majalengka diguyur hujan. Akibat pergerakan tanah tersebut, tujuh rumah warga mengalami dinding retak-retak.
“Berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukan Danramil ke lokasi kejadian, ketujuh rumah warga yang terdampak pergerakan tanah tersebut, milik Omo, Rosidin, Budianto, Anda, Jamhuri, Rahmat dan Suhayat,”ungkap Dandim.
BACA JUGA: Jalur Cigasong – Cikijing Dipenuhi Kubangan
Menurut Dandim sebelumnya pergerakan tanah juga telah terjadi sekitar bulan November 2018 lalu. Namun kondisi pergerakan tanah belum begitu mengkuatirkan seperti sekarang.
“Pada bulan Oktober 2019 juga terjadi kembali pergerakan tanah yang mengakibatkan satu rumah warga hingga harus di renovasi bagian atap dan dindingnya,” jelasnya. (Dins)