MAJALENGKA, SC- Komitmen anggota DPR RI H. Sutrisno memberdayakan petani di wilayahnya tak diragukan. Legislator dari PDI Perjuangan ini seperti tak kenal lelah memberikan dorongan, inovasi pada petani agar lebih berdaya dan sejahtera.
Mantan Bupati Majalengka dua periode ini, bahkan, tak canggung turun bersama petani menanam benih padi. Seperti yang dilakukan saat pelaksanaan program IP 400 (Program Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian) bersama Gapoktan Tani Mukti, Desa/Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Sabtu (21/8/2021).
Program penanaman atau tandur pada masa tanam ke tiga (MT3) di areal 20 ha dilanjutkan dengan program Balitbang Pertanian Kementerian Pertanian, berupa penangkaran benih yang dilaksanakan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bandung yang mengembangkan benih Impari 32 dan MSP 01.
“Program ini untuk memotivasi dan mendorong para petani utuk bertani dengan benar, memanfaatkan teknologi bertani ramah lingkungan serta memanfaatkan lahan setelah MT 2. Lahan ini pada umumnya diterlantarkan atau tidak ditanami,” katanya.
Luas lahan yang biasanya ditelantarkan setelah MT2 mencapai sekitar 50 ribu ha. Bersama Gapoktan setempat kata Sutrisno pihaknya mencoba untuk memanfaatkan puluhan ribu lahan tersebut tetap dapat berproduksi di MT 3, bahkan, tidak menutup kemungkinan berlanjut ke MT4. Persoalan pengairan yang dikuatirkan, sehingga petani memilih membiarkan lahannya menganggur sebenarnya dapat diatasi dengan memanfaatkan keberadaan Cilutung Timur, sekarang ditambah sumber ai yang berasal dari Waduk Jatigede.
“Persoalan pengaiaran bisa diatasi, support dari Cilutung Timur mencukupi, belum lagi air yang bersumber dari waduk Jatigede. Semangat para petani meningkat setelah menyaksikan hasil pelaksanaan program pengembangan budidaya padi bibit unggul ramah lingkungan pada MT 2 yang dilaksanakan oleh Poktan Kalenjahe,” ucapnya.
Pada MT 2 yang lalu, lanjutnya, dengan bimbingan langsung Balai Besar Pengembangan Padi Sukamandi Poktan Kalenjahe melakukan pengembangan budidaya padi bibit unggul ramah lingkungan. Sebanyak II varitas unggul dikembangkan diatas areal 10 ha. Meski diawal sempat terkena serangan hama tikus, namun hasilnya cukup memuaskan dengan naiknya hasil panen 3 ton/ha bila dibandingkan hasil sebelumnya.
“Perbandingannya hasil konvensional 4,8 ton/ha, sedangkan dengan teknologi dengan bimbingan BBPP Sukamandi sebanyak 7,8 ton/ha,” jelasnya.
BACA JUGA: Peringati 10 Muharam, PPP Santuni Anak Yatim
Sedangkan untuk program IP 400 dari Ditjen Tanaman Pangan, yang dilaksanakan Poktan Balong Gempol diatas areal 20 ha dengan bibit MSP 01, tanpa bimbingan tenaga ahli, seperti progran BBPP dari awal kena serangan tikus mulai masa vegetatif (usia 12-30 hari sejak tanam). Memasuki usia Generatif (35 hari) beberapa bidang sawah diremajakan, hasilnya masih bisa panen mencapai 4,8 ton/ha. Bahkan masih lebih besar dibandingkan hasil invari 32 yang mencapai 4,2 ton/ha.
“Hasil produksi MSP 01 menarik perhatian petani karena tingginya produksi per male tertinggi 429 butir gabah dan terendah 383 butir gabah, sehingga para petani lain berani membeli gabah kering panen per kg Rp.6.000,- untuk dijadikan bibit pada masa tanam yang akan datang. Sedangkan sedangkan harga gabah kering panen yang lain, seperti invari hanya Rp 4.500,-/kg,” bebernya. (Dins)