Warga setempat, Mustopa mengungkapkan, sampah di saluran irigasi terseir tersebut, berjumlah hingga ratusan kubik. Akibatnya, selain membuat aliran irigasi tersendat, juga mengeluarkan bau tak sedap yang menyebar ke permukiman masyarakat.
Menurutnya, sampah-sampah itu bukan buangan masyarakat Desa Kalimukti, namun diduga sampah kiriman dari hulu irigasi yang berada di wilayah Ciledug dan Pabuaran.
“Biasanya sampah tersebut terbawa arus dari hulu menuju ke hilir irigasi yang berada di wilayah Kecamatan Losari, namun karena tersumbat membuat sampah tersebut menumpuk di Desa Kalimukti,” ungkapnya kepada Suara Cirebon, Senin (20/9/2021).
Padahal, lanjut Mustopa, air irigasi sangat dibutuhkan para petani di Kecamatan Pabedilan dan Kecamatan Losari. Menurutnya, warga sangat berharap agar keberadaan sampah tersebut segera ditangani oleh pihak terkait.
“Selain menimbulkan bau tak sedap, saat ini kan menjelang musim penghujan. Jika tidak segera ditangani dikawatirkan saluran tidak bisa menampung debit air karena tersumbat ratusan kubik sampah dan imbasnya air akan meluap ke permukiman warga,” ujarnya.
Meski masyarakat Desa Kalimukti tak membuang sampah di saluran irigasi, namun lanjut dia, yang sangat merasakan dampak dan resikonya warga sekitar irigasi.
“Kami sebagai warga tentunya berharap agar kondisi sampah tersebut segera diatasi untuk segera diangkut dan dilakukan pengerukan, agar saat musim hujan nanti air mengalir dengan lancar,” harapnya.
Sementara itu terpisah, Kuwu Desa Kalimukti, Masduki, melalui perangkat desanya di lokasi tumpukan sampah tersebut menyampaikan, penyebab keberadaan tumpukan sampah di saluran irigasi tersebut terjadi karena beberapa hal, di antaranya karena sendimentasi irigasi yang sangat dangkal.