KABUPATEN CIREBON, SC- Kelompok Tani Berkah Mandiri, Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon menciptakan pupuk organik. Pupuk tersebut telah digunakan di lahan pertanian di wilayah desa setempat.
Ketua Kelompok Tani Berkah mandiri, Supardi mengatakan, pembuatan pupuk tersebut menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dari lingkungan sekitar, seperti salah satunya kotoran hewan. Bahan-bahan tersebut kemudian diolah dan dijadikan Pupuk Organik Cair (POC).
Di musim kemarau saat ini, pihaknya telah menggunakan POC tersebut untuk tanaman kacang hijau yang ditanam Kelompok Tani Berkah Mandiri. Hasilnya pun dianggap cukup baik, dari luas lahan 1 bau yang ditanam, dapat menghasilkan 1,2 ton kacang hijau. Karena, jika dibandingkan dengan yang menggunakan pupuk non organik, dengan luas lahan yang sama hanya mendapatkan 6 sampai 7 kwintal saja.
“Dengan menggunakan pupuk organik pada tanaman kacang hijau, perbedaannya sangat mencolok, seperti salah satunya daun lebih hijau. Tetapi yang pakai pupuk kimia daunnya cepat kuning,” jelas Suparti.
Selain itu, kata dia, dengan menggunakan POC ini, umur tanaman pun lebih panjang. Pasalnya, jika menggunakan pupuk kimia, tanaman tersebut hanya bisa dilakukan dua kali panen saja. Sedangkan jika menggunakan POC, bisa dilakukan pemanenan hingga sebanyak empat kali.
“Buah kacang hijau juga akan lebih besar. Penggunaan pupuk organik cair ini bisa membuat hasil tanaman meningkat hingga 50 persen dengan biaya produksi sangat kecil,” ujarnya.
BACA JUGA: Bupati Cirebon Berharap Penyuluh Beri Solusi ke Petani
Supardi memaparkan, bahan-bahan pembuatan POC tersebut seperti tomat, air kelapa, urin kelinci dan kambing, telur ayam, serta bahan-bahan makanan yang mudah didapat dan tidak terpakai. Kemudian, lanjut dia, bahan-bahan tersebut diblender atau dicacah. Setelah itu difermentasi selama tujuh hari siap diaplikasikan ke tanaman.
“Saya sangat berharap kepada dinas terkait, Pemerintah Daerah kabupaten Cirebon untuk bisa menyosialisasikan pupuk organik kepada para petani. Mengingat sampai saat ini para petani sepertinya sangat enggan menggunakan pupuk organik. Ini harus ada keterlibatan dinas terkait agar para petani bisa mengenal pupuk organik, bukan sebaliknya malah mengenalkan pupuk kimia kepada para petani,” katanya. (Vicky)