CIREBON, SC- Gerakan Magrib (Gemar) Mengaji bertujuan untuk membina anak-anak agar memiliki akhlakul karimah. Magrib mengaji juga merupakan aktivitas ibadah yang sangat lekat dengan masyarakat muslim di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Cirebon, Dra. H. Nashrudin Azis, S.H., saat deklarasi dan peluncuran Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji se Kota Cirebon serta lokakarya dan penutupan kuliah kerja nyata (KKN) gemar mengaji tingkat Kota Cirebon yang digelar oleh LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
“Melalui KKN gerakan masyarakat magrib mengaji, kita kembali menyadari bahwa mengaji merupakan salah satu aktivitas ibadah yang sangat lekat dengan masyarakat muslim Indonesia,” tutur Azis, Selasa (2/11/2021).
Masjid, surau, langgar dan musala senantiasa ramai karena aktivitas anak-anak yang mengaji usai shalat ashar dan magrib. “Mengaji di tempat tersebut telah menjadi lembaga pendidikan keagamaan non formal bagi anak-anak Indonesia,” tutur Azis.
Sejak dini, anak-anak sudah diperkenalkan baca tulis Al Quran dan mengaji. Mereka juga mendapatkan pendidikan agama yang cukup di tempat tersebut.
Namun arus modernisasi saat ini telah menggeser nilai, budaya dan tradisi masyarakat. Tidak hanya masyarakat perkotaan, namun juga pedesaan. Sehingga terjadi perubahan sosial yang cukup signifikan di tengah-tengah masyarakat.
“Tradisi baik yang telah tertanam mulai tergerus, salah satunya budaya mengaji di waktu magrib,” tutur Azis. Karenanya Azis menyambut baik terhadap kegiatan mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang telah menggiatkan kembali gerakan magrib mengaji.
“Tidak berlebihan apabila saya mengatakan bahwa rekan-rekan mahasiswa telah berkontribusi dalam upaya pencegahan perubahan dan pergeseran sosial yang kini terjadi,” tutur Azis.
Dijelaskan Azis, mahasiswa IAIN Syekh Nurjati telah melakukan upaya dan langkah konstruktif untuk menghidupkan dan mengembalikan kembali tradisi baik yang telah mengakar. “Yaitu memakmurkan musala, langgar dan masjid dengan aktivitas mengaji,” tutur Azis.
Azis juga berterima kasih karena di masa pandemi Covid-19 yang penuh keterbatasan, mahasiswa mampu membuat banyak terobosan dan menyesuaikan kegiatan dengan kebijakan pemerintah terkait pembatasan kegiatan masyarakat.
Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H. Sumanta Hasyim M.Ag mengatakan, deklarasi dan launching ini merupakan kerjasama yang sinergis antara Pemda Kota Cirebon dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk bisa menumbuhkan budaya leluhur, yakni budaya mengaji. Menurut Sumanta, budaya Kota Cirebon adalah budaya yang dipenuhi nilai- nilai agamis sehingga Kota Cirebon disebut sebagai Kota Wali.
“Salah satu indikator budaya agamis, masyarakat Kota Cirebon menjadikan waktu antara maghrib sampai isya untuk mengaji di mushala atau masjid,” kata Sumanta.
Menurutnya, banyak masyarakat yang menitipkan anak- anaknya untuk menjadi santri mushala untuk membaca, menulis dan bahkan bisa memahami isi Alquran. Sumanta berharap cita- cita bersama dan visi Kota Cirebon bisa terwujud.
“Alhamdulilah IAIN hadir bersama masyarakat untuk menumbuhkan kembali budaya yang sangat mulia ini. Ada tanggung jawab pribadi menjadikan anak- anak bisa membaca dan menulis serta memahami isi kandungan Alquran, karena Alquran adalah sumber kehidupan dalam agama,” tuturnya.
Sumanta menambahkan, IAIN Syekh Nurjati Cirebon merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kota Cirebon. Sebab menurutnya IAIN lahir di Kota Cirebon.
“Sebagaimana tadi telah disampaikan panitia, dulu mahasiswa IAIN itu kuliah pertama kali di Cirebon dan di Masjid Attqwa serta beberapa tempat yang difasilitasi tokoh di Kota Cirebon,” ungkapnya. (Ril)