Penggemar ayam hutan sekaligus pelaku pengembangbiakan hewan yang mulai langka tersebut, Iwan mengatakan, penangkaran ayam hutan di sekitar rumah dilakukan demi menjaga populasi. Pasalnya, populasi ayam hutan semakin hari makin berkurang. Hal ini merupakan akibat dari perburuan yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
“Seharusnya ayam hutan yang ditangkap tidak untuk disimpan secara pribadi, melainkan dikembangbiakan untuk kemudian dilepaskan ke habitatnya kembali. Harus dijaga dengan merawat dan membuat ayam hutan dapat bertelur, lalu kalau sudah menetas dan anakannya dilepas ke hutan lagi, biar tidak punah,” kata Iwan, Selasa (7/12/2021).
Iwan mengaku sudah belasan tahun miliki hobi mencari dan mengembangbiakan ayam hutan. Ia menyebutkan, di Cirebon yang masih bisa ditemukan habitat ayam hutan ini salah satunya adalah Cirebon Timur (Cirtim) yaitu wilayahnya sendiri.
Ia memangku memiliki komunitas yang mengembangkan populasi ayam agar lebih banyak untuk dilepaskan.
Diakui Iwan, ayam hutan banyak diburu karena memiliki karakter yang berbeda dari ayam pada umumnya.
“Ayam hutan tuh fisiknya beda dari ayam kampung dan ayam lainnya. Dia (ayam hutan) lebih agresif. Karena mungkin asalnya dari hutan buat menjinakannya juga lama,” terangnya.
BACA JUGA: BUMDes Harus Jadi Lokomotif Pembangunan
Setidaknya, dibutuhkan waktu kurang lebih enam bulan sampai satu tahun lebih untuk menjinakkan ayam satu ini. Caranya menjinakan terbilang cukup sederhana. Seperti, dikurung dan ditutup kain, kemudian pemberian pakan yang sedikit.
Tak hanya Iwan, warga lainnya pun kerap melakukan pengembangbiakan ayam langka ini. Bukan hanya untuk dilepas ke habitatnya. Sebagian yang berhasil dikembangbiakan dirawat untuk dijadikan indukan kembali. (Sarrah/job)