Menurut sejumlah penjual gas elpiji di Majalengka, kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi banyak dikeluhkan oleh pelangganya. Kenaikan harga yang terjadi berkali-kali dalam setahun terakhir, membuat pengguna gas nonsubsidi mengaku tidak mampu lagi untuk membeli gas dalam tabung warna biru ataupun pink.
”Banyak pelanggan saya mengeluh dengan kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi, mereka mengaku akan beralih ke gas 3 kg karena kemahalan bila tetap memakai gas elpiji isi 12 kg,” ungkap Hani, Senin (18/7/2022).
BACA JUGA: Masyarakat Keluhkan Kenaikan Harga Gas Non-Subsidi
Menurut dia, dalam satu tahun terakhir harga gas elpiji telah naik beberapa kali. Dari sebelumnya Rp160 ribu /tabung sekarang menjadi R 230 ribu/tabung isi 12 kg.
”Pada Desember atau awal tahun lalu harganya naik, Februari naik, dan sekarang ada kenaikan lagi menjadi Rp230 ribu untuk isi 12 kg,” jelasnya.
Penjual gas elpiji lainnya, Caca mengatakan, meski belum terlalu banyak yang bermigrasi, namun ia mengakui ada sebagian pelangganya yang beralih ke tabung gas isi 3 kg.
“Ada beberapa pelanggan yang biasanya mereka membeli gas elpiji 12 kilogram, kini mulai ada yang beralih ke 3 kg,” ucapnya.
Caca menduga pelanggan yang beralih ke gas isi 3 kg karena adanya kenaikan harga pada gas elpiji dalam tabung isi 12 kg dan 5,5 kg.
BACA JUGA: Perbaikan Jalan Lingkar Utara Butuh Rp12 Miliar
“Saya tidak tahu pasti, barangkali karena ada kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi sehingga mereka pindah,” ujar dia.
Meski demikian dirinya mengaku penjualan gas elpiji 3 kg di tempatnya hanya dikhususkan untuk masyarakat biasa.
“Kalau yang beli ASN atau naik mobil tidak saya kasih. Karena kasihan juga banyak warga yang tidak akan kebagian,” pungkasnya. (Abr)