Bukti-bukti kuat hubungan erat Cirebon dengan Tiongkok yang hingga sekarang bisa kita lihat adalah lewat arsitektur, karya seni musik, batik, pahat, kria maupun kuliner yang ada di Cirebon.
Interaksi baik antara Cirebon – Tiongkok ini, bukan hanya karena salah seorang Sultan Cirebon yang juga waliyullah Syekh Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati menikah dengan Nio Ong Tien (Nyi Rara Sumanding), salah seorang putri Kaisar Tiongkok dinasti Ming, namun, sebelumnya, sekitar 2 abad sebelum berdiri Kesultanan Cirebon di tanah Cirebon sudah ada komunitas Tionghoa.
Naskah Purwaka Caruban Nagari menyebutkan, hubungan keraton-keraton di Cirebon dengan komunitas Tionghoa sudah berlangsungsangat lama.
Warga Tionghoa di Cirebon sudah ada sejak sekitar tahun 1415 M sebelum kerajaan Cirebon berdiri pada sekitar tahun 1500 M.
Diceritakan pada ratusan tahun lalu itu pasukan Negeri Tiongkok yang dipimpin Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming, datang ke Cirebon ke Pelabuhan Muara Jati Cirebon.
Sekarang di sekitar wilayah Desa Jatimerta, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, tidak jauh dari Pelabuhan Cirebon sekarang, bahkan, bekas menaranya pun masih ada.
BACA JUGA: Kunjungi Keraton dan Ziarahi Makam Sunan Gunung Jati, Bupati Ajak Forkopimda dan SKPD Napak Tilas
Perjalanan pasukan dari Tiongkok tersebut memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar satu minggu, siang dan malam kapal-kapal tersebut terus bergerak dan setelah tujuh hari tujuh malam baru sampai ke Muara Jati.
Catatatan Filolog Cirebon, RA. Rafan S. Hasyim yang akrab disapa Kang Opan tersebut membenarkan hal tersebut.
Dia juga menerangkan, pada waktu itu banyak di antara pasukan yang melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi yang ada di sekitarnya.
BACA JUGA: Misteri Waduk Malahayu, Ditunggu Ular Raksasa Si Buntung dan Mitos Jodoh Abadi
“Jadi hubungan antara Cirebon dengan Tiongkok itu erat dan sudah terjalin sangat lama,” katanya, dalam suatu wawancara beberapa waktu lalu.
Sementara itu, budayawan Ichwan Mulyana menambahkan, kedatangan Laksamana Cheng Ho bersama Ma Huan, penulis dan penerjemahnya yang beragama Islam, membawa 63 kapal dengan jumlah pasukan lebih dari 23.000 orang.
Di tanah Cirebon, Cheng Ho dan rombongannya, selain sengaja turut menyebarkan Islam juga melakukan niaga dengan cara saling tukar sejumlah komoditas.
BACA JUGA: NGERI! Ada Mayat Hidup Lagi, Polisi Bongkar Skenario Urip, Ternyata Begini Motifnya
“Cheng Ho juga berbagi pengetahuan dan keterampilan terkait kesyahbadaran, sehingga tak heran jika kemudian dibangun menara di Pelabuhan Muara Jati tersebut,” kata Ichwan, Jumat, 11 November 2022.
Mengenai hubungan Syarif Hidayatullah, pendiri Kesultanan Cirebon dengan Putri Ong Tien, putri dari Dinasti Ming yang akhirnya menjalin pernikahan, sebelumnya mereka betemu di Tiongkok pada waktu Syarif Hidayatullah melakukan kunjungan dan dan berdakwah di negeri tirai bambu tersebut.***
BACA JUGA: 13 Fakta Ngeri Kasus Mayat Hidup Lagi yang Bikin Geger