Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek (廿四送尫 Ji Si Sang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek.
Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek)
Menurut budayawan yang akrab dipanggil Suhu Jeremy ini, pada awalnya kue kranjang Dodol China) ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku (竈君公 Cau Kun Kong) agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (玉皇上帝 Giok Hong Siang Te).
BACA JUGA: Jelang Tahun Baru China, Imlek, Jeremy Huang : Klenteng Hanya ada di Jawa
Bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.
Kue keranjang memiliki nama asli Nian Gao atau Ni-Kwe (Ti-Kwee) yang disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang tahun baru Imlek
Nian Gao, kata Nian sendiri berati tahun dan Gao berarti kue (糕) dan juga terdengar seperti kata tinggi (高).
“Kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Ini ada maknanya,” ujar Suhu Jeremy.
BACA JUGA: Musim Hujan Jadi Ingat Lagu PMR Banjir, Nih Liriknya