Penilaian RSUD Arjawinangun hingga mendapat predikat tersebut dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna (LARS-DHP) belum lama ini.
Direktur RSUD Arjawinangun, dr Bambang Sumardi menjelaskan, predikat paripurna merupakan akreditasi tertinggi atau bintang lima sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI.
BACA JUGA: Sirudal RSUD Arjawinangun Permudah Pelayanan
Dengan raihan akreditasi tersebut, kata Bambang Sumardi, berarti pelayanan di RSUD Arjawinangun sudah sesuai standar secara nasional yang ditetapkan Kemenkes.
“Kaidah akreditasi itu untuk mengetahui apakah pelayanan di rumah sakit ini sesuai standar atau tidak. Juga dilihat berdasarkan peningkatan mutu dan keselamatan pasien dimana semua rumah sakit harus terakreditasi,” kata Bambang, Selasa, 17 Januari 2023.
Ia menjelaskan, keuntungan mendapatkan predikat paripurna adalah kepercayaan masyarakat terhadap RSUD Arjawinangun akan meningkat.
BACA JUGA: RSUD Arjawinangun Raih Indonesian Best of The Best Award 2022
Selain itu, predikat tersebut juga menjadi dasar untuk kerja sama dengan BPJS. Karena sebagaimana diketahui, BPJS hanya mau bekerjasama dengan rumah sakit yang sudah terakreditasi.
“Apalagi kita sudah akreditasi paripurna, itu ada nilai plusnya,” papar Bambang.
Kemudian, lanjut Bambang, yang paling penting dari raihan predikat bintang lima RSUD Arjawinangun tersebut adalah untuk mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon.
“Ini luar biasa, kita didukung penuh oleh Pak Bupati dan Pak Sekda. Makanya kemarin surveyor sudah yakin sekali,” terangnya.
Kendati demikian, diakui Bambang, dengan diraihnya predikat paripurna RSUD Arjawinangun ini bukan berarti tanpa catatan. Karena, semua memang tidak ada yang sempurna.
Namun, Bambang menegaskan, pihak RSUD Arjawinangun akan berusaha menyempurnakan beberapa item yang masih menjadi catatan tim penilai tersebut.
Sementara kriteria untuk bisa meraih predikat paripurna itu sendiri, sambung Bambang, nilai semua pokja harus di atas 80. Sedangkan nilai setiap pokja yang dibukukan RSUD Arjawinangun rerata berada di angka 90.
“Memang tidak ada yang 100 persen, kecuali program nasional itu harus 100 persen, seperti TBC, HIV AIDS, Malaria dan lainnya,” ungkap Bambang.
Bambang menegaskan, pihaknya akan memperbaiki kekurangan yang menjadi catatan tersebut. Seperti kekurangan beberapa tenaga spesialis hingga penambahan fasilitas.***