SUARA CIREBON – Erupsi atau letusan Gunung Merapi terus meningkat. Sejak pertama kali pada Sabtu siang, 11 Maret 2023, sampai Minggu siang, 12 Maret 2023, tidak hanya wedhus gembel atau awan panas, tetapi juga meluncurkan lava pijar.
Tercatat sejak pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB Minggu pagi, Merapi sebanyak enam kali menyemburkan wedhus gembel atau awan panas ke angkasa setinggi lebih dai 500 meter.
Jarak luncuran wedhus gembel dari puncak Merapi, sejauh sekitar 2 kilometer. Awan panas meluncur deras menuju lereng dari arah puncak.
Selain wedhus gembel, Merapi juga mengeluarkan lava pijar. Terpantau tujuh kali lava pijar keluar dari puncak dan meluncur sejauh sekitar 1,7 kilometer.
Baik awan panas atau wedhus gembel, maupun lava pijar, sama-sama mengalir ke arah Barat Daya puncak Merapi atau memasuki wilayah Kabupaten Magelang.
“Dalam enam jam dari dinihari sampai pukul 6 pagi, terpantau 6 kali Merapi mengeluarkan awan panas dan 7 kali lava pijar. Mengerah ke Barat Daya,” tutur Agus Budi Santoso, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Sejumlah daerah dinyatakan sebagai zona berbaya di wilayah Barat Daya, Selatan dan Tenggara dari puncak Merapi yang menjadi arah aliran wedhus gembel dan lava pijar.
Di wilayah atau sektor Barat Daya dan Selatan, ditetapkan sejumlah zona berbahaya, meliputi antara lain :
- Kali Boyong sejauh 5 km
- Kali Bedog, sejauh 7 km
- Kali Krasak, sejauh 7 km
- Kali Bebeng, sejauh 7 km
Kemudian sektor Tenggara meliputi wilayah :
- Kali Woro, sejauh 3 km
- Kali Gendol, sejauh 5 km
BPPTKG juga memperingatkan lontaran material vulkanik dari erupsi di puncak Merapi, bisa menjangkau sejauh 3 km.
Masyarakat diperingatkan untuk tidak mendekati zona berbahaya yang telah ditetapkan untuk menghindari jatuhnya korban akibat erupsi Merapi.
“Terutama kalau turun hujan, seluruh wilayah sungai akan sangat berbahaya. Material vulkanik seperti awan panas, abu dan lava akan terbawa air ke wilayah hilir. Ini sangat berbahaya,” tutur Agus Budi.***