SUARA CIREBON – Mulai masuknya musim panen belum berdampak terhadap harga beras. Harga salah satu bahan pokoini di Kabupaten Majalengka masih bertahan pada sebelumnya,setelah terjadi kenaikan pada awal tahun lalu.
Pedagang beras di Majalengka Wetan,Kecamatan Majalengka Ade mengatakan, harga beras hingga saat ini masih bertahan pada harga setelah kenaikan. Mulai masuknya masa panen belum berdampak terhadap harga beras.
Ia mencontohkan,harga beras jenis premium yang sebelumnya Rp 11 Ribu,kemudian naik menjadi Rp 13 Ribu perkilogram,saat ini masih bertahan diharga tersebut.
”Meski sudah mulai masuk musim panen, belum ada penurunan harga beras.Harga masih sama seperti kemarin, untuk jenis premium masih Rp 13 Ribu perkilogramnya” ucapnya, Senin, 13 Maret 2023.
Senada dikatakan penjual beras lainnya, Omi. Penjual beras di Desa Jatipamor ini mengatakan, belum ada penurunan harga beras,meski petani di daerahnya sudah mulai panen.
”Memang sudah mulai panen, tapi belum semua. Baru sebagian saja yang sudah panen, mungkin kalau sudah panen semua baru harganya turun,” ujarnya.
Ketika musim panen, kata Omi, harga beras biasanya ikut berubah. Hanya saja dirinya mengaku belum tahu,apalah sekarang setelah musim panen harga beras juga akan turun.
Makin naiknya harga pupuk maupun obat-obatan pertanian di masa tanam tahun ini dikhawatirkan juga membawa dampak pada harga penjualan gabah.
”Harga pupuk maupun obat pertanian sekarang mahal,kalau gabah dijual murah rugi kan petani. Kalau harga gabahnya mahal pasti beras juga mahal,” ucapnya.
Saat ini petani di sejumlah daerah sebagian petani sudah mulai memanen tanaman padinya. Petani yang sudah mulai melakukan panen padi di antaranya di wilayah Kecamatan Cigasong, Majalengka, Sukahaji dan beberapa daerah lainnya.***