Ini adalah pendapat jumhur ulama yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim, asy-Syaukani, al-Lajnah ad-Da’imah dan Ibnu Utsaimin.
“(Demi Allah), sungguh aku telah melihat Rasulullah di ‘Arj menyiramkan air di atas kepalanya kerana kehausan atau tersengat panas matahari.” (HR Malik dan Abu Dawud, disahihkan oleh al-Albani dalam Tahqiq al-Misykat)
7. Memakai celak mata yang rasanya sampai ke kerongkong hingga tertelan. Hal ini tidak mengapa dan tidak membatalkan puasa.
Sebab mata bukan organ yang dianggap sebagai saluran masuknya makanan dan minuman (mulut dan hidung).
8. Memakai obat mata dan obat telinga yang rasanya sampai ke kerongkong hingga tertelan. Hal ini tidak mengapa dan tidak membatalkan puasa.
Sebab mata dan telinga bukan organ yang dianggap sebagai saluran masuknya makanan dan minuman (mulut dan hidung).