Ketentuan puasa bagi wanita haidh dan wanita nifas. Wanita yang sedang haidh atau nifas diharamkan berpuasa. Dalilnya:
“Kami pernah mengalami haidh di masa hidup Rasulullah, lalu kami kembali suci. Baginda memerintahkan kami untuk melakukan qadha puasa dan tidak memerintahkan kami untuk melakukan qadha solat.” (Muttafaq ‘alaih)
Ketentuan puasa bagi wanita hamil dan menyusui :
Wanita hamil dan menyusui diperbolehkan berbuka, jika ia mengkhawatirkan keadaan dirinya, janin/bayinya atau keduanya.
Ada beberapa pendapat ulama dalam kaidah membayar semula hutang puasa bagi wanita hamil dan menyusui ini:
1. Diwajibkan melakukan qadha puasa dan membayar fidyah. Ini adalah pendapat mazhab al-Imam Ahmad dan disebutkan oleh asy-Syaikh as-Si’di.
Akan tetapi pendapat ini lemah, karena tidak ada dalil yang mewajibkan pembayaran fidyah bersama kewajipan qadha puasa.
2. Diwajibkan hanya membayar fidyah. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Umar serta dipilih oleh asy-Syaikh al-Albani.
Ibnu Abbas berkata :