SUARA CIREBON – Terungkap, ternyata Laksamana Cheng Ho yang melakai ekspedisi ke Nusantara, yang pertama menemukan sarang burung walet dan kemudian memsaknya berupa sup.
Budayawan Jeremy Huang atau Suhu Jeremy mengungkap fakta sejarah sarang burung walet dengan Laksamana Cheng Ho.
Penemuan mengenai sarang burung walet ini menjadi salah satu yang terbesar oleh-oleh ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara dan negara Asia tenggara.
“Ini salah satu penemuan terbesar ekspedisi laut Laksamana Cheng Ho,” tutur Suhu Jeremy, Selasa, 4 April 2023.
Disebutkan, abad ke-17, Lin Bao, sejarawan terkemuka pada zaman itu, dari Malaka, menemukan beberapa catatan mengenai burung walet yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dengan mengambil ekstrak air liurnya.
Intinya dalam catatan itu, diketahui seorang yang bernama Cheng Ho dan armada kapal yang sedang berlayar di laut sempat terjebak dalam badai topan.
Membuat mereka kelaparan. Dikarenakan tidak adanya makanan dan minuman yang cukup memadai.
Mereka pun mencari apa saja yang ada di sana agar bisa menjadi makanan. Lalu, salah satu armada kapal Cheng Ho secara tidak sengaja menemukan sarang burung walet yang cukup banyak berada di dinding goa.
Tanpa pikir panjang, mereka mengambilnya dan berencana memasak sup sarang walet untuk pertama kalinya di dunia.
Khasiatnya terasa pada keesokan harinya karena tubuh mereka lebih fit dan segar.
Dari sinilah mulai ditemukan salah satu manfaat burung walet untuk kesehatan karena bisa menambah tenaga.
Kemudian Laksmana Cheng Ho membawa Sarang Burung Walet sebagai hadiah persembahan kepada Raja Dinasti Ming yang berkuasa 1644 yaitu Raja Chengzu.
“Dan Raja suka dengan sarang burung walet tersebut. Sejak itu menjadi menu favorit dan harganya sangat mahal,” tutur Suhu Jeremy.
Tahun 1960-tahun 1990 Daerah Jamblang, Kadipaten, Jatiwangi, Arjawinangun dan Palimanan Penghasil Sarang Burung Walet terbesar, Rumah Rumah kuno milik orang Tionghoa umumnya menjadi tempat pembudidayaan sarang burung walet di sana.
Para Pengusaha Tionghoa Cirebon tahun 1960-1990 berlomba lomba membeli rumah kuno yang sudah ada Sarang burung waletnya.
Harga satu rumah bisa 10 kali lipat dari harga NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) misalkan harga Rumah berdasarkan NJOP 1 juta bisa dijual 10 Juta tergantung banyak tidak sarang burung walet disana.
Tahun 1960-1985 harga Sarang Burung Walet yang bagus, tidak ada bulu Waletnya, sampai mencapai 40 Juta perkilo gram, di ekspor ke Hongkong, Taiwan, dan Beijing China.
Sarang burung walet memiliki daya nilai jual tinggi karena dipercaya mengobati berbagai macam penyakit.
Burung walet memiliki ciri fisik sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya berwarna cokelat. Mampu terbang di tempat gelap dengan bantuan ekolokasi.
Pada tahun 1960-1990 banyak orang menjadi Orang Kaya Baru ketika rumahnya ada sarang burung walet.
Tetapi ketika ada pabrik semen di Palimanan membuat bisnis sarang burung walet hancur karena burung Walet tidak suka suhu yang panas.
Pabrik semen menghasilkan udara Panas membuat sarang burung walet tidak mau bersarang, karena burung walet suka dengan udara yang lembab biasanya mereka suka bersarang di rumah yang dekat dengan sungai dan sawah.
Jika rumah kita menjadi tempat sarang burung walet bagaikan mendapat tambang emas.
Karena tahun 1960-1985 harga jual sarang burung walet mahal bisa mencapai 40 juta perkilo.
Burung Walet selain suka tempat yang lembab dan tinggi, akan bersarang di rumah orang yang suka beramal dan berbagi.
Jika pemilik rumah tersebut tidak beramal, maka burung walet itu akan pergi meninggalkan rumah itu.
Jika tidak beramal maka keturunan dari pemilik rumah akan ada yang cacat idiot, tetapi sampai saat ini belum tahu kebenarannya.
Ada hikayat, di Karang Duwur terdapat perbukitan yang didominasi oleh batu karang.
Tinggallah seorang pertapa. Ditemukan sarang burung walet oleh seorang petapa, yang bertapa disana.
Ada pepatah 热爱自然和生物,因为它能为生活带来益处
Rè’ài zìrán hé shēngwù, yīnwèi tā néng wéi shēnghuó dài lái yìchu
Artinya…cintai alam dan mahluk hidup karena memberikan manfaat dalam kehidupan.***



















