SUARA CIREBON – Hewan ternak sapi yang terjangkit lumpy skin disease (LSD) atau biasa disebut lato-lato di Kabupaten Cirebon terus bertambah menjelang Hari Raya Idul fitri 1444 H ini.
Hingga Selasa, 11 April 2023 kemarin, penyakit yang menyerang hewan ternak sapi dan kerbau ini telah menjangkiti sebanyak 342 ekor sapi.
Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon mencatat, saat awal mula teridentifikasi pada tanggal 7 Maret lalu, kasus LSD hanya ditemukan pada sebanyak 83 ekor sapi. Penyakit yang lebih banyak menjangkiti hewan ternak sapi ini mulai merebak di Kabupaten Cirebon sejak akhir tahun 2022.
Kemudian pada 14 Maret 2023 jumlahnya bertambah menjadi 111 ekor. Penambahan kasus dalam satu minggu di bulan tersebut cukup signifikan. Hingga Selasa, 11 April 2023 jumlahnya kembali bertambah, dari 111 menjadi 342 ekor.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ratusan ekor sapi yang terpapar LSD ini menyebar ke 28 wilayah kecamatan dan 74 desa di Kabupaten Cirebon. Penyakit tersebut menyerang 341 ekor sapi potong dan 1 ekor sapi perah.
Sekretaris Distan Kabupaten Cirebon, drh Encus Suswaningsih mengakui adanya penambahan kasus LSD yang menyerang sapi di wilayah kerjanya. Upaya proteksi yang dilakukan pihaknya dengan cara melakukan vaksinasi.
Selain itu, juga dilakukan upaya pengobatan dan penyemprotan kandang sapi dengan cairan disinfektan.
Dari ribuan ekor sapi yang terjagkit, lanjut Encus, baru sekitar 300 ekor saja yang sudah mendapatkan proteksi tersebut.
Diakuinya, Distan kesulitan menekan penyebaran LSD lantaran proses distribusi sapi dari luar kota melalui jalan tol. Sementara pos pemeriksaan atau cek poin berada di jalur arteri, yakni di wilayah Losari.
“Masyarakat tidak perlu panik karena daging dari sapi yang terkena LSD masih bisa dikonsumsi. Penyakit ini hanya menempel di kulit, daging bisa dimakan, tidak seperti PMK,” kata Encus.
Ia mengatakan, LSD merupakan penyakit kulit infeksius disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae.
Virus tersebut umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Penularan LSD melalui kontak dengan lesi kulit dan melalui nyamuk yang menghisap darah atau lalat.
“Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine. Di Kabupaten Cirebon penularan awalnya dari Jateng,” pungkasnya.***