SUARA CIREBON – Diantara sejumlah titik rawan macet atau kemacetan di sepanjang jalur utama pantura wilayah Kabupaten Cirebon, bilangan perempatan Plered menjadi tempat paling rawan.
Di bilangan perempatan Plered, terdapat pusat-pusat aktifitas perbelanjaan masyarakat. Jangankan saat lebaran, pada hari-hari biasa juga sering terjadi antran panjang kendaraan.
Di bilangan perempatan Plered, terdapat Pasar Pasalaran, pasar tradisional. Berdampingan dengan kawasan sentra Batik Trusmi.
Di bilangan perempatan Plered, juga terdapat pusat kuliner tradisional khas Cirebon seperti empat genthong, empal asem dan nasi lengko.
Pada hari liburan, rumah makan di bilangan perempatan Plered, menjadi incaran para turis dari luar daerah yang ingin mencicipi empat genthong, empal asem dan nasi lengko.
Masih di areal tersebut, ada Pasar Kue. Merupakan sentra perdagangan berbagai jenis kue dan makanan kering yang pengunjungnya datang tidak saja dari Cirebon, tetapi dari daerah lain seperti Indramayu, Majalengka, Kuningan sampai Brebes dan Tegal.
Perempatan Plered, merupakan tempat pertemuan jalur padat Plered – Sumber di sebelah selatan, dan Plered – Trusmi di utara.
Di sebelah barat dan timur, merupakan jalur utama pantura. Di sepanjang jalan ini, dari mulai Palimanan hingga Kedawung, merupakan tempat pertemuan dua arus jalur utama pantura dan tengah.
Kendaraan dari Jakarta akan bertemu dengan kendaraan dari jalur tengah dari Bandung di pertigaan Palimanan.
Sepanjang Jl Raya Palimanan hingga Kedawung, sejauh sekitar 15 kilometer, kendaraan dari jakarta dan Bandung akan bertemu dengan arus lalu lintas lokal yang padat.
Jln Raya Palimanan hingga Kedawung merupakan kawasan sentra ekonomi di Kabupaten Cirebon. Pada hari-hari biasa saja, seringakali terjadi antrian panjang di jalan raya tersebut.
Di sepanjang Jln Raya Palimanan – Kedawung yang merupakan pertemuan jalur utama pantura dan tengah, terdapat sejumlah titik kemacetan.
Pertama pertigaan Palimanan, lalu ada Pasar Minggu yang jaraknya tidak sampai 500 meter dari pertigaan Palimanan.
Dan yang menjadi pusat kegiatan perdagangan itu di bilangan perempatan Plered. Sebuah kawasan dimana pasar tradisional berdampingan dengan sentra batik Trusmi, pasar kue dan pusat kuliner.
Arus mudik lebaran, baik pemudik sepeda motor maupun kendaraan pribadi, harus sabar saat meleati Jln Raya Palimanan – Kedawung, khususnya di bilangan perempatan Plered.
Keramaian di daerah tersebut berlangsung sepanjang hari. Dari mulai waktu Subuh sampai Isya, suasananya masih ramai.
Bahkan dengan intensitas lebih rendah, keramaian di perempatan Plered berlangsung non stop 24 jam, terutama kendaraan-kendaraan dari luar kota yang hendak ke arah Kota Cirebon, atau ke arah sebaliknya, antara menuju Jakarta maupun Bandung.***