SUARA CIREBON – Budayawan Cirebon Jeremy Huang Wijaya atau akrab dipanggil Suhu Jeremy menyebut Khong Guan bukanlah sekedar kaleng berisi tumpukan biskuit.
Khong Guan, bersama perjalanan sejarahnya, telah mengalami perubahan makna. Dari semula hanya kudapan, yang kemudian identik dengan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri, kini telah merambah kemana-mana tergantung siapa yang menafsirkannya.
Dari semula kudapan berupa biskuit kering yang identik dengan kue lebaran Idul Fitri, Khong Guan telah mengalami proses sublimasi makna yang multitafsir.
“Maknanya telah mengalir lebih jauh dari Sungai Bengawan Solo,” tutur Suhu Jeremy, Rabu, 19 April 2023.
Suhu Jeremy mengungkapkan saktinya Khong Guan. Kini, tidak saja menjadi salah satu dari rumpunan icon lebaran atau Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga menjadi simbol berbagai nilai kemanusiaan, kebangsaan, bahkan spiritualitas.
“Khong Guan, dalam bahasa Mandarin artinya kaleng kosong. Dalam kekosongan itu, beragam makna yang menginterverensi teks Khong Guan tertampung, menjadi begitu beragam,” tutur Suhu Jeremy.
Suhu Jeremy menyinggung soal Khong Guan yang memantik kesadaran teks dan puitik dari seorang penyair besar di era kontemporer Indonesia, Joko Pinurbo atau akrab dipanggil Jokpin.
Penyair kelahiran Sukabumi, Jawa Barat yang mengarungi samudra teks kehidupan puitiknya di Yogyakarta, sampai mengemas Khong Guan dalam satu buku antologi atau kumpulan puisi bertajuk “Perjamuan Khong Guan” (dirilis Januari 2020).
“Puisi Jokpin menampung tafsir yang merdeka dari Khong Guan. Indah banget. Khong Guan tidak hanya sakti, tetapi ternyata juga puitik di relung pikir Jokpin,” tutur Suhu Jeremy.
Melalui Perjamuan Khong Guan, Jokpin, seperti ingin mengemas bagian demi bagian dari tafsir masyarakat Indonesia tentang Khong Guan secara kritis, komikal, parodi, bahkan politis, satire dan karikatural.
Soal kesederhaan, hidup yang bersahaja, kemanusiaan atau nilai humanisme universal, sampai soal identitas kebangsaan Indonesia.
Kebhinekaan, pluralisme (kebhinekaan), inklusifitas, moderatisme. Ada manusia, masyarakat, individu, orang per orang, sampai pada peran negara, semuanya mengalir bebas dan deras secara puitik, tersebab pemantiknya adalah Khong Guan.
Berikut 7 puisi Jokpin yang terangkum dalam Antologi “Perjamuan Khong Guan” :
Ayah Khong Guan
Ayah sedang
khusyuk menikmati
remah-remah
sisa kenangan
dalam kaleng
Khong Guan
ketika rumahnya
yang sunyi
disambangi petugas:
“Selamat malam.
Apakah kondisi
kejiwaan Anda
aman terkendali?”
Ayah menjawab,
“Maaf, saya
sedang
berbahagia.
Negara
dilarang
masuk
ke dalam hati saya.”
(2019)
Ibu Khong Guan
Ibu pulang dari gereja
membawa lima roti dan dua ikan
dalam kaleng Khong Guan,
persediaan makan sebulan.
(2019)
Simbah Khong Guan
Simbah muncul di kaleng Khong Guan:
duduk sendirian di meja makan,
mencelupkan biskuit ke dalam teh hangat
dan menyantapnya pelan-pelan.
Anak cucunya sibuk ngeluyur
di jagat maya, tak mau mengerti perasaan
orang tua yang tak lama lagi akan
mengucapkan selamat tinggal, dunia.
Walau sudah tua dan giginya tinggal dua,
Simbah masih hafal Pancasila.
Simbah mencelupkan jarinya
ke dalam teh hangat dan sambil mengingat
sila kelima ia berkata, “Kesepian sosial
bagi simbah-simbah yang merana.”
(2019)
Malam Khong Guan
Ketika bumi tidur
dan malam mendengkur,
ada bocah gundul
bersorak-sorak sendirian
menyunggi bulan
dalam kaleng Khong Guan.
(2019)
Rumah Khong Guan
Biskuit berterima kasih
kepada rengginang
yang telah ikut melestarikan
rumahnya yang merah:
kaleng Khong Guan.
(2019)
Burung Khong Guan
Burung bersarang
dalam kaleng Khong Guan,
mengerami kata-kata
yang dipungutnya
dari bahasa manusia
yang sombong dan sumbang.
(2019)
Anggur Khong Guan
Aku bersyukur masih bisa mendapatkan
sisa anggurmu dalam kaleng Khong Guan
—anggur paling jos yang kauminum
dan kaubagikan pada malam perpisahan—
walau aku tak datang di perjamuan.
Saleh atau salah, aku tetap bocahmu, Bro.
(2019)
Dalam Antologi “Perjamuan Khong Guan”, Jokpin menorehkan 80 puisi. Tersimpan di dalam 4 kaleng Khong Guan.
Anda tertarik ? Yuk Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri tahun 2023 ini menikmati kudapan puitik karya Jokpin.
Sebagaimana isi dari biskuit kering di kaleng kue legenda lebaran ini. Semua tersaji dalam satu kaleng. Ada asin, gurih, manis dengan beragam sajian rasa, coklat, cream dan sejenisnya.
Dijamin, seratus persen. Semua tentang Khong Guan.***