SUARA CIREBON – Semburan api yang diduga berasal gas alam di Rest Area Km 86 Tol Cipali, ternyata tidak bisa dipadamkan dalam waktu cepat.
Hasil rapat koordinasi teknis lintas sektoral, untuk mengendalikan semburan api di Rest Area Km 86 Tol Cipali dibutuhkan waktu setidaknya empat belas hari kerja.
Itupun tidak ada jaminan api dalam semburan api itu akan padam.
Hal yang akan dilakukan, hanya mengendalikan, mengarahkan api ke tempat yang lebih aman, sehingga Rest Area Km 86 Tol Cipali bisa aman jika dibuka kembali.
Kapolres Subang, AKBP Sumarni mengungkapkan hasil rapat teknis penanganan semburan api di rest Area Km 86 Tol Cipali.
Selain jajaran Polres Subang, rapat tekis dihadiri Pertamina, Astra Tol selaku pengelola Tol Cipali, BPBD Subang, PGN dan sejumlah unsur terkait lainnya.
Dalam rapat teknis mengemuka, bahwa memadamkan api dari semburan itu sulit. Sebab semburan api itu berasal dari gas alam di dalam tanah.
Tim teknis hanya membuka kemungkinan mengendalikan semburan api. Yakni mengalihkannya ke tempat yang lebih aman, dari dari lokasi Rest Area KM 86 Tol Cipali.
“Untuk pengendalian itu membutuhkan waktu setidaknya empat belas hari kerja. Kami ingin memastikan selama itu, masalah semburan api sudah teratasi,” tutur Sumarni.
Dalam rapat teknis mengemuka dua metode untuk mengendalikan semburan api yang diduga kuat dari gas alam di dalam tanah.
Pertama metode filling, dan kedua capping. Dari hasil rapat teknis, metode capping yang dipilih leh tim teknis Pertamina.
“Nanti semburan gas ditutup, lalu dialirkan semburan gas itu dengan pipa ke tempat lebih aman, jauh dari areal Rest Area,” tutur Sumarni.
Pengerjaan teknis, nanti atas arahan tim Pertamina EP. Pengerjaan dan pembiayaan dilakukan Astra Tol selaku pengelola Tol Cipali.
Dari pemantauan, sampai Kamis malam, semburan api masih terus berlangsung. Memunculkan pemandangan yang cukup mengerikan.
Kobaran api membumbung ke angkasa setinggi antara 3 sampai 5 meter. Jika malam hari sangat jelas terlihat dan menarik perhatian para pemudik arus balik yag melewati ruas Tol Cipali.
Sebagian pemudik mengaku sempat penasaran. Bahkan ada yang ragu melewati ruas tol tersebut dan panik melihat kobaran api sangat besar.
Seperti diketahui, para pemudk arus balik yang sedang beristirahat di rest Area Km 86 Tol Cipali dikejutkan dengan ledakan keras disusul kobaran api dari halaman belakang KFC di rest area tersebut.
Kekinian, ledakan dan kobaran api berasal dari sumur bor yang ada di rest area tersebut. Diduga berasal dari gas dari dalam tanah yang keluar melalui sumur bor.
Ahli dari Pusat Survei Geologi (PSG) yang hadir dalam rapat teknis, Iwan Sukma menjelaskan, semburan api berasal dari gas di dalam tanah.
“Ini fenomena yang biasa terjadi di beberapa tempat. Wilayah pantura Jawa itu memang mengandung banyak minyak dan gas. Makanya banyak sumur minyak di pantura,” tutur Iwan Sukma.
PSG akan menyelidiki jenis gas apa yang menyebabkan semburan api di rest area Km 86 Tol Cipali tersebut.***