SUARA CIREBON – Polres Indramayu meminta pemudik arus balik tidak melemparkan uang koin saat melewati jembatan Sewo di jalur utama pantura perbatasan Kabupaten Indramayu – Subang, Jawa Barat.
Jika pemudik melemparkan koin, akan terjadi pelambatan arus lalu lintas di jalur utama pantura Indramayu – Subang. Hal ini bisa menyebabkan kelancaran arus balik menjadi terhambat.
Selain itu, juga sangat rawan kecelakaan. Sebab, saat uang koin dilemparkan ke jalan di jalur utama pantura Indramayu – Subang yang tengah padat saat puncak arus balik, secara otomatis akan menjadi rebutan warga yang berada di pinggir jalan.
Keberadaan penyapu jalan di jalur utama pantura di jembatan Sewo di perbatasan Indramayu dan Subang, Jawa Barat, memang fenomena cukup unik.
Fenomena ini berkaitan dengan mitos atau kepercayaan masyarakat soal legenda buaya putih dan kecelakaan bus pembawa rombongan transmigran yang terbakar di jembatan Sewo dengan korban mencapai puluhan orang di tahun 70an.
Korban para transmigran asal Jawa tengah yang tewas terbakar dalam bus di jembatan Sewo, bahkan dimakamkan di sebuah taman makam tersendiri, tidak jauh dari Jembatan Sewo di wilayah Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra, Indramayu.
Dahulu, Departemen Transmigrasi, selalu membuat peringatan berupa upacara tabur bunga tiap tahun di taman makam para transmigran di hari kecelakaan tragis terjadi di jembatan Sewo.
Sejak kecelakaan tragis itu, munculah mitos soal syarat agar terhindar dari kecelakaan di jembatan Sewo dengan membuang uang koin.
Diawali oleh para sopir bus atau sopir angkutan penumpang. Lalu merembet ke sopir truk, dan ke mobil-mobil pribadi yang melintasi Jembatan Sewo.
Sampai hari ini, mitos itu terus dipercaya masyarakat. Bahkan tidak hanya mobil, pengendara sepeda motor yang percaya dengan mitos itu juga sering menyempatkan membuang uang koin agar terhindar dari kecelakaan selama perjalanan.
Mitos itu yang kemudian melahirkan masyarakat setempat yang memanfaatkan untuk memunguti uang koin yang dilemparkan para pengedara yang melintasi Jembatan Sewo.
Pada hari normal, jumlah warga penyapu koin tiap hari antara 20 sampai 30 orang. Namun pada saat musim angkutan lebaran dimana ada arus mudik dan arus balik, jumlah warga penyapu koin mencapai ratusan.
Pada musim angkutan lebaran tahun 1444 Hijriah tahun 2023 ini, bahkan diperkirakan jumlah penyapu jalan mencapai lebih dari dua ratus orang.
Mereka tidak lain warga setempat yang rumahnya tidak jauh dari Jembatan Sewo. Tua muda, laki-laki, perempuan, dewasa dan anak-anak, memanfaatkan momen lebaran mengais rejeki dari lemparan uang koin para pemudik.
Mereka berjejer di sepanjang Jembatan Sewo. Baik di sebelah utara jalan, maupun sebelah selatan jalan yang merupakan jalur utama pantura Indramayu – Subang.
Tidak ada paksaan untuk melempar koin. Semua bergantung kerelaan si pengedara. Para penyapu jalan hanya memungut koin yang dilempar. Mereka tidak meminta atau apalagi memaksa.
Karena jumlahnya yang bertambah banyak, keberadaan penyapu koin di Jembatan Sewo memperoleh perhatian serius Polres Indramayu.
Polres Indramayu tidak bisa mencegah keberadaan para penyapu jalan. Karena itu, Polres Indramayu hanya menghimbau agar para penyapu jalan yang terkait tradisi dan berkelindan dengan masalah ekonomi, agar bersikap tertib.
“Kami menghimbau mereka untuk tertib. Hati-hati. Sebab sangat rawan bahaya. Karena tidak sadar berebut uang koin, bisa ketabrak kendaraan yang melintas,” tutur Kapolres Indramayu, AKBP Fahri Siregar.
Kepada para pemudik, yang kini memasuki arus balik, Kapolres Fahri Siregar, menghimbau sebaiknya tidak melempar koin saat melintasi Jembatan Sewo.
Sebab selain menghambat laju kendaraan saat intensitas lalu lintas tinggi di saat arus balik ini, juga rawan menimbulkan kecelakaan.
“Kalau mau melempar uang koin, dipastikan kecepatan akan melambat, bahkan ada yang sampai harus mengerem. Ini bisa menghambat laju kendaraan di belakangnya, terus berantai ke belakang,” tutur Fahri Siregar.
Hal lain soal kecelakaan. Saat koin terlempar, otomatis warga enyapu jalan akan berebut koin tadi. Hal dikhawatirkan jika penyapu jalan saking tidak sadar berebut uang koin, masuk ke bahu jalan.
“Ini bisa tertabrak kendaraan yang melintas,” tutur Fahri Siregar.***