SUARA CIREBON – Rombongan Banthe atau Biksu Budha yang tengah melakukan ritual Thudong, jalan kaki ribuan kilometer, dari Thailand ke Candi Borobudur, tengah berada di sebuah Vihara di Jatibarang, Indramayu.
Sebelumnya, mereka para Biksu Budha itu menginap di sebuah tempat peristirahatan yang secara sukarela disiapkan oleh masyarakat di Kecamatan Losarang, Indramayu.
Para Banthe atau Biksu Budha lalu melanjutkan perjalanan menuju Vihara di Jatibarang. Di Vihara akan melakukan peribadatan, beristirahat lalu melanjutkan perjalanan ke arah Cirebon melalui jalur utama pantura Jatibarang – Tegalgubug – Palimanan – Cirebon.
Ketua Laskar Macan Ali yang ikut mengawal rombongan para Banthe itu mengungkapkan rencana perjalanan selanjutnya menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Dari Cirebon, rencananya masih menyusuri jalur utama pantura. Di Jateng, salah satu tempat yang telah disiapkan oleh para rombongan Biksu Budha itu di kediaman Habib Luthfi bin Yahya, seorang ulama besar yang tinggal di Pekalongan.
“Salah satu tempat untuk istirahat para Banteh telah disiapkan di kediaman Habib Luthfi,” tutur Prabu Diaz.
Seperti diketahui, masyarakat di sepanjang pantura Jawa Barat dalam beberapa hari ini dikejutkan dengan rombongan Biksu Budha yang melakukan konvoi jalan kaki menyusuri jalan raya utama pantura.
Mereka berjalan selama berhari-hari, dari Bandara Soekarno – Hatta Tangerang, terus menyusuri sepanjang pantura Jawa Barat, melewati Bekasi, Karawang, Subang dan kini telah sampai di Indramayu.
Ada 32 Biksu Budha atau Banthe dengan pakaian khas mereka yang mencerminkan kesederhanaan tokoh agama, konvoi jalan kaki di sepanjang pantura Jabar.
Videonya tersebar dan menjadi viral. Para Biksu Budha itu berjalan dengan tertib, konvoi satu per satu menyusuri sepanjang jalan raya pantura.
“Kami akan mengawal mereka dan ikut berjalan kaki,” tutur Prabu Diaz, Ketua Laskar Macan Ali Cirebon yang ikut mengawal konvoi para Biksu Budha.
Rombongan Banthe itu sedang melaksanakan Ritual Thudong. Yaitu jalan kaki menempuh jarak ribuan kilometer menjelang hari Trisuci Waisak.
Para Bikshu Budha itu dari Thailand Selatan. Lalu jalan kaki menuju Malaysia. Menyeberang ke Singapura dan ke Indonesia untuk sampai ke tujuan Thudong, yaitu Candi Borobudur.
Di sepanjang perjalanan, para Biku Budha itu berhenti di berbagai tempat. Baik di Vihara atau di tempat peribadatan agama lain, termasuk di masjid dan mushola di sepanjang jalan yang dilalui.
Para Biksu Budha itu berjalan hanya membawa bekal seadanya. Mereka juga tidak membawa uang sepeserpun selama perjalanan ritual Thudong.
Jika mereka bisa naik pesawat, bisa makan dan minum, itu karena pemberian dari masyarakat di tempat-tempat yang mereka lalui.***