SUARA CIREBON – Para Biksu Budha atau Bhante yang melakukan ritual Thudong, jalan kaki ribuan kilometer dari Thailand ke Candi Borobudur, ternyata bukan pemuka agama yang tinggal di perkotaan atau pemukiman penduduk.
Sebanyak 32 Buksi Budha itu, selama ini tinggalnya di hutan di wilatah Thailand Selatan yang jauh dari perkotaan dan pemukiman penduduk.
Para Biksu Budha atau Bhante itu hidup bersatu dengan alam. Sehari-hari hanya dihabiskan untuk beribadah dan semedi, mengikuti apa yang dilakukan Sidharta Budha Gautama semasa hidupnya.
“Mereka hidupnya di hutan di Thailand selatan. Sehari-hari hanya beribadah dan semedi. Mengikuti laku yang dilakukan Sidharta,” tutur Prabu Diaz, Panglima Tertinggi Laskar Macan Ali Nuswantara, ormas yang mengawal ritual Thudong sejak dari Thailand.
Prabu Diaz dan sejumlah anggota Laskar Macan Ali Nuswantoro mengawal ritual Thudong para Biksu Budha dengan ikut berjalan kaki.
Ritual Thudong para Bhante atau Biksu Budha ini diawali di hutan jauh dari pemukiman penduduk di Nakhon Si Thammarat, Thailand selatan, sekitar 400 kilometer dari Bangkok.
Para Biksu Budha atau Bhante ini mulai melakukan ritual Thudong atau perjalanan spiritual sejak tanggal 23 Maret 2023. Menempuh jarak 2.506 kilometer dengan tujuan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Semula berjumlah 52 orang. Namun karena tak kuat menahan gelombang panas yang tengah menerjang Thailand dan Malaysia, sebanyak 20 Biksu Budha menyerah.
Sampai Indonesia setelah melewati Thailand, Malaysia dan Singapura, yang tersisa tinggal 32 Bhante.
Merekalah yang menyusuri jalur utama pantura Jawa Barat dan videonya sempat viral. Para Biksu Budha itu singgah selama lima hari di kota Cirebon sejak Kamis 18 Mei 2023.
Selama persinggahan di Cirebon, ada satu agenda yang dilakukan para Bhante, ialah menaiki Gunung Ciremai di Kuningan.
Para Biksu Budha mengagendakan naik ke Gunung Ciremai untuk menuju Air Terjun di Kawasan Wisata Ipukan di Palutungan.
Di kawasan air terjun Ipukan, para Biksu Budha itu melakukan peribadatan dengan cara semedi, sekaligus membersihkan diri di air terjun.
“Yang dilakukan di Palutungan untuk semedi dan membersihkan diri. Di Thailand mereka itu hidup di hutan. Hanya beribadah dan semedi di kuil di tengah hutan,” tutur Prabu Diaz.
Di Palutungan, para Biksu Budha ingin menghirup udara pegunungan sebagaimana mereka tinggal di Thailand.
“Mereka hidup menyatu dengan alam. Karena itu, saat di Cirebon menyempatkan ke Palutungan untuk bersemedi dari siang sampai petang hari,” tutur Prabu Diaz.
Kini, para Bhante atau Biksu Budha itu sudah meninggalkan Cirebon. Sejak Senin pagi, 22 Mei 2023 kemarin, bertolak menyusuri jalur utama Pantura menuju arah Tegal.
Para Bhante atau Biksu Budha itu akan menempuh perjalanan sepanjang 128 km, ke kediaman ulama besar Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan untuk beristirahat sebelum ke Semarang.
Tujuan akhir para Bhante atau Biksu Budha itu Candu Borobudur. Dijadwalkan sampai Candi Borobudur pada tanggal 1 Juni 2023.
Mereka akan bergabung dengan ribuan Biksu Budha dari berbagai negara di dunia untuk mengikuti perayaan Trisuci waisak di Candi Borobudur, situs Budha terbesar di dunia yang menjadi salah satu keajabiban dunia.***