SUARA CIREBON – Jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon sepanjang tahun 2023, terus mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat, hingga Mei 2023, sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) melaporkan terdapat sebanyak 102 kasus baru HIV/AIDS.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Sartono mengatakan, jumlah tersebut diperoleh berdasarkan laporan dari seluruh fasyankes baik puskesmas maupun rumah sakit di Kabupaten Cirebon.
Ia menyebut, berdasarkan data grafik yang dimiliki Kabupaten Cirebon, sejak tahun 2001 hingga 2023 terdapat 2.994 kasus HIV/AIDS. Jumlah itu, lanjut Sartono, meningkat jika dibandingkan tahun 2000 yang hanya 6 kasus saja.
“Tren kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon terus meningkat setiap tahunnya. Memang dari 2020 hingga 2021 sempat alami penurunan dari 251 ke 232 kasus, namun melonjak di 2022 sebanyak 340 kasus,” kata Sartono, Rabu (24/5/2023).
Menurutnya, rantai penyebaran HIV/AIDS cukup bervariasi, mulai ditularkan ibu hamil kepada bayi, jarum suntik, seks bebas atau gonta-ganti pasangan tanpa pengaman, dan seks oral tanpa pengaman.
Diakui Sartono, lonjakan dan temuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon, tidak seluruhnya disumbang warga yang ber-KTP Kabupaten Cirebon. Dari jumlah tersebut, beberapa di antaranya merupakan warga pendatang yang kebetulan memeriksakan kesehatan di fasyankes yang ada di Kabupaten Cirebon.
“Banyak di antaranya yang merupakan pendatang atau warga luar kota yang memeriksakan diri di faskes yang tersedia di Kabupaten Cirebon,” ujar Sartono.
Hal itu, imbuh Sartono, karena Kabupaten Cirebon merupakan daerah transit, sehingga banyak warga luar yang sengaja datang untuk menggunakan layanan faskes di daerahnya.
“Adapun klasifikasi usia yang mengidap HIV cukup beragam, untuk tahun 2022 jenis kelamin laki-laki usia 4 tahun ke bawah terdapat 2 kasus, 5-14 tahun terdapat 2 kasus, 15-19 tahun terdapat 8 kasus, 20-24 tahun terdapat 37 kasus, 25-49 terdapat 191 kasus, 50 tahun ke atas terdapat 21 kasus,” katanya.
Untuk jenis kelamin perempuan, lanjut Sartono di tahun yang sama rentang usia 5-14 tahun terdapat 2 kasus, untuk usia 15-19 terdapat 3 kasus, usia 20-24 sebanyak 7 kasus, 25-49 terdapat 59 kasus, dan 50 tahun ke atas 8 kasus.
“Untuk perempuan yang usia di bawah 4 tahun alhamdulillah tidak ada, dan jika diakumulasikan totalnya baik perempuan maupun laki-laki terdapat 340 kasus,” ujarnya.
Sartono mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan tidak melakukan aktivitas yang dilarang khususnya saat berhubungan intim.***