SUARA CIREBON – Jumlah lulusan sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cirebon tahun 2023 ini sebanyak 31.816 murid. Jumlah lulusan sebanyak itu dipastikan tidak bisa tertampung semua ke SMP Negeri.
Pasalnya, dari sebanyak 80 SMP Negeri yang ada di Kabupaten Cirebon, daya tampung yang dimiliki hanya 20.898 murid.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, H Ronianto mengatakan, data tersebut dipetakan dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang saat ini memasuki tahap dua, yakni jalur zonasi yang dimulai sejak 21 Juni-26 Juni 2023 mendatang.
“Itu artinya, ada selisih jumlah sebanyak 10 ribu murid yang harus masuk ke sejumlah sekolah swasta, pondok pesantren dan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM),” kata Ronianto, Rabu, 21 Juni 2023.
Ia menjelaskan, pada PPDB tahap pertama yang sudah berjalan pada 12-16 Juni, tercatat sebanyak 10.422 calon peserta didik sudah terdaftar melalui jalur afirmasi, prestasi akademik dan nonakademik, jalur prestasi nilai rapor serta jalur perpindahan tugas anak guru.
Ronianto, mengatakan, di tahap dua PPDB SMP jalur zonasi ini ditargetkan paling sedikit 50 persen jumlah lulusan SD sebanyak 10.476 murid bisa diterima di SMP Negeri. Dengan demikian, masih ada selisih sekitar 10.918 murid yang tidak tertampung di SMP Negeri.
Dari total siswa yang tertampung di 80 SMP Negeri, kata Roni, berada pada 654 rombongan belajar (rombel) yang jumlahnya tidak lebih dari 33 siswa.
Diakui Ronianto, tahun ini jumlah peserta didik di jenjang dasar mengalami penurunan. Kondisi tersebut berimbas pada kekurangan jumlah murid di sekolah. Namun dari sisi jumlah anak putus sekolah masih sangat kecil, yakni hanya satu persen.
“Tiga tahun terakhir jumlah murid dari SD ke SMP Negeri terus menurun. Setelah dievaluasi ternyata banyak faktor, yakni anak sekolah ke swasta, jarak yang memang jauh juga dari sekolah negeri dan ada pula yang tidak terdata by name by andres. Padahal anak yang bersangkutan sekolah di luar zonasi,” paparnya.
Ia menambahkan, menempatkan anak didik baik di negeri ataupun swasta statusnya sama. Menurut Roni, yang membedakannya adalah pola penerapan pendidikan dan kualitas kepemimpinan sekolah.
“Ini hanya sekadar pendataan dan meskipun ada kompetisi namun harus bisa lebih baik dan bermutu. Tetap menitikberatkan peningkatan pendidikan bagi peserta didik,” tandasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.