SUARA CIREBON – Amerika dan sekutu Barat memantau perkembangan setiap saat situasi keamanan di Rusia menyusul pemberontakan bersenjata dari kelompok tentara bayaran Wagner.
Amerika dan Barat, terus mengakses untuk bisa memperoleh perkembangan terbaru dari situasi pemberontakan atau kudeta Wagner.
Presiden Amerika, Joe Biden dikabarkan telah diberi pengarahan mengenai situasi terbaru di Rusia.
Amerika menilai, pemberontakan bersenjata atau kudeta kelompok Wagner menjadi tantangan paling signifikan dari negara Rusia di tengah peperangannya dengan Ukraina.
Kementrian pertahanan Inggris juga terus memantau perkembangan, terutama dari para mental pasukan Garda Nasional Rusia.
“Kesetiaan pasukan, terutama dari unit Garda Nasional Rusia akan teruji, dan sikapnya akan sangat menentukan perkembangan krisis keamanan di Rusia,” tutur Kementrian Pertahanan Inggris seperti dikutp ari Reuters, Sabtu, 24 Juni 2023.
Seperti diketahui, terjadi pemberontakan atau aksi bersenjata dari kelompok tentara bayaran Wagner pimpinan Yevgeny Prighozin.
Pemberintakan dipicu oleh adanya serangan udara dari pasukan Rusia terhadap unit-unit pasukan Wagner.
Yevgeny Prighozin berusaha menuntut balas atas serangan udara pasukan Rusia terhadap kelompoknya yang ikut membantu perang Rusia ke Ukraina.
Yevgeny Prighozin, menuding Kepala Staff Militer dan Kementrian Pertahanan Rusia dibalik penyerangan terhadap kelompoknya.
Karena itu, Wagner menuntut balas. Menuntut kepada Kepala Staff Militer dan Menteri Pertahanan untuk bertanggung jawab atas serangan udara tersebut.
Pasukan Wagner, dikabarkan telah menguasai markas dan situs-situs militer penting Rusia di Rostov di selatan Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.
Selain itu, Wagner juga telah merebut dan menguasai markas militer di Voronezh yang jaraknya lebih dekat ke utara mendekati Moskow, Ibukota Rusia.
Menyusul pergerakan Wagner, Presiden Vladimir Putin telah menerjunkan pasukan Rusia melakukan penjagaan di seluruh obyek vital di Moskow.
Putin juga telah memerintahkan sebuah operasi militer untuk memadamkan pemberontakan atau kudeta Wagner.
Putin meminta aparat hukum membuka kemungkinan penyelidikan dan penyidikan terhadap Wagner dan Yevgeny Prighozin.
“Siapa saja yang terlibat, kami akan melakukan operasi tanpa ampun,” tutur Putin mengancam kelompok Wagner.
Yevgeny Prighozin sendiri mengaku tidak takut dan gentar. Ia menyatakan tetap akan melancarkan misi balas dendam kepada Kepala Staff Militer Rusia dan Menteri pertahanan yang telah menyerang pasukannya.
Kelompok Wagner, mengklaim memiliki 25.000 pasukan. Sejak Rusia menginvasi Ukraina, kelompok ini ikut dalam penyerangan ke wilayah Ukraina.***