SUARA CIREBON – Nama Yevgeny Prigozhin menjadi sorotan dunia setelah kelompok tentara bayaran yang disebut Grup Wagner atau PMC Wagner melancarkan kudeta kepada pemerintah Rusia.
Yevgeny Prigozhin, sangat mengejutkan dunia ketika ia mengarahkan pasukannya merebut markas dan situs-situs militer Rusia di Rostov, selatan Rusia yang berbatasand engan ukraina pada Sabtu pagi, 24 juni 2023.
Setelah menguasai Rostov, Yevgeny Prigozhin menyatakan sikap pemberontakan bersenjatanya secara terbuke ke pemerintah Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin.
Usai menduduki Rostov, Yevgeny Prigozhin berencana melakukan kampanye pemberontakan besar-besaran dengan memobilisasi pasukan tentara bayaran Grup Wagner ke Moskow.
Sejak awal memang tuntutan pemberontakan bersenjata bukan ditujukan kepada Presiden Putin. Yevgeny Prigozhin hanya meminta pertanggungjawaban Menteri Pertahanan Rusia, Serger Shoigu.
Menhan Rusia, Serger Shoigu dan pimpinan staff militer Rusia, dituding bertanggung jawab atas penyerangan udara dengan pesawat dan roket ke barak pasukan Grup Wagner di medan tempur Ukraina.
Serangan tersebut, menurut Bos Wagner ini menelan korban jiwa mencapai 2.000 lebih pasukannya di medan tempur Ukraina di Balkhmut.
“Kami menuntut tanggung jawab Serger Shoigu atas pembantaian pasukan Wagner di Ukraina yang diserang dengan roket dan jet tempur,” tutur Yevgeny Prigozhin.
Sejak melancarkan pemberontakan, nama Yevgeny Prigozhin dan kelompok tentara bayarannya, Grup Wagner menjadi sorotan dunia.
Orang pun kemudian penasaran dengan sosok Yevgeny Prigozhin yang dinilai sangat berani menentang Putin secara terbuka dengan senjata.
Yevgeny Prigozhin, merupakan sosok lelaki kelahiran St Petersburg, Rusia pada 1 Juni 1961. Dimasa Uni Soviet, Saint Petersburg bernama Leningrad.
Namanya mulai masuk daftar catatan kriminal negara Uni Soviet ketika terlibat berbagai aksi kejahatan seperti penyerangan dan perampokan.
Yevgeny Prigozhin sempat menjalani hukuman selama 12 tahu akibat aktifitas kriminalnya di kota kelahirannya.
Keluar dari penjara, Yevgeny Prigozhin membuka rumah makan. Secara kebetulan ia akrab dengan lelaki yang 8 tahun lebih tua darinya.
Lelaki ini merupakan pejabat setingkat wakil walikota St Petersburg, dan juga seorang agen rahasia Uni Soviet yang terkenal saat itu, KGB.
Dalam perjalanan selanjutnya, persahabatan antara Yevgeny Prigozhin dengan sang wakil walikota akan mempengaruhi kehidupan selanjut.
Lelaki wakil walikota yang 8 tahun lebih tua itu, kini menjadi orang sangat berkuasa di Rusia, Vladimir Putin yang menjadi Presiden Rusia sampai hari ini.
Saat masih di St Petersburg, Yevgeny Prigozhin dikenal sebagai “koki Putin”, orang yang setia memberi masakan istimewa kepada Putin.
Seiring karier politik Putin yang luar biasa, ikut pula terdongkrak naik kehidupan Yevgeny Prigozhin.
Yevgeny Prigozhin, memperoleh konsesi untuk pemasok makanan para pejabat di Istana Kremlin, di pusat pemeritahan Putin, dan sekaligus menjadi salah satu orang kepercayaan Putin.
Tak hanya puas sebagai “Koki Putin”, Yevgeny Prigozhin meluaskan usaha hingga memperoleh banyak konsesi perusahaan dan pengolahan pertambangan, hingga media.
Jika pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat yang memenangkan Donald Trump, muncul skandal keterlibatan Rusia yang campur tangan, tidak lain melibatkan Yevgeny Prigozhin melalui perusahaan atau pabrik Troll miliknya.
Belakangan diketahui, Yevgeny Prigozhin merupakan bos atau pendiri dari kelompok tentara bayaran dari Rusia yang dikenal bengis dan kejam, Grup Wagner.
Bersama Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin menjalani berbagai kontrak peperangan untuk para tentara bayarannya dengan banyak negara seperti Suriah, Iran, Sudan dan berbagai negara yang terlibat konflik.
Bisnis tentara bayaran ini sangat menggiurkan dan menambah kekayaan Yevgeny Prigozhin yang juga memperoleh banyak konsesi bisni dari bisnis perangnya.
Grup Wagner juga dikontrak Putin dalam operasi militer Rusia di Ukraina. Yevgeny Prigozhin merekrut puluha ribu narapidana (napi) untuk menjadi anggota Wagner.
Para napi diberi pelatihan militer keras di kamp-kamp pelatihan perang Grup Wagner, dan diterjunkan di garis depan medan tempur ukraina.
Grup Wagner juga menjadi langganan perang Putin saat berperang di Donbass termasuk di Teluk Crimea.
Kekayaan Yevgeny Prigozhin terus berlimpah dari bisnis kekerasannya. Pasukan Wagner dikenal kejam dan bengis, dan melakukan berbgaai jenis kekerasan di medan perang yang dikontraknya.
Diperkirakan, ada 25.000 sampai 50.000 milisi atau paramiliter Grup Wagner. Sebagian kini dikerahkan di front-front pertempuran di Ukraina.
Selain napi, Grup Wagner juga beranggotakan mantan tentara Rusia di masa Uni Soviet dan pasukan desertir Rusia yang kemudian memilih menjadi tentara bayaran Grup Wagner.***