SUARA CIREBON – Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (HMJ IQTAF) IAIN Cirebon menggelar Workshop Kewirausahaan Kerajinan Tangan (Merajut).
Acara yang berlangsung di Mahad Al-Jami’ah ini bertemakan “Healing Power of Art” pada Jumat, 9 Juni 2023.
Dalam sambutannya, Ketua pelaksana, Hafidz Maulana Ahmad mengatakan bahwa maksud dari tema tersebut adalah bagaimana seni dapat menyembuhkan.
“Yang dimaksud tema tersebut yaitu bagaimana membangun dari pengalaman hidup, keahlian profesional, dan minat mereka. Mereka berbagi cara di mana seni dapat menyembuhkan,” ucapnya.
Kemudian, Ketua Umum, Fachry Maulana Rivaldi mengatakan bahwa workshop ini merupakan program kerja baru dan harapannya ada keberlanjutan dari workshop kali ini.
“Workshop ini program kerja baru ya. Tapi yang terpenting dari proker baru adalah bagaimana caranya kita memiliki input dan output yang jelas, semisal follow up dari pelatihan workshop ini, misal kita mau ngadain acara IQTAF mengabdi yang dimana itu kan kita terjun ke masyarakat, mungkin nanti disana kita bisa pelatihan dari kewirausahaan kerajinan tangan, mungkin itu bisa dipertimbangkan kembali oleh divisi kewirausahaan,” ujar Fachry.
“Setelah acara pembukaan ini yaitu penyampaian materi dimana nanti dilanjut pelatihan workshop yaitu merajut dan saya harap teman-teman bisa mengikuti acaranya dari awal sampai selesai,” tambahnya.
H. Muhammad Maimun, MA, MSI, selaku Ketua Jurusan mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini dapat membangkitkan minat mahasiswa sekaligus harapannya tidak berhenti hanya di workshop ini saja, tapi dilanjutkan ketika ada kegiatan pemberdayaan ke masyarakat dan kegiatan ini adalah untuk membangkitkan minat mahasiswa.
“Sebetulnya dalam tubuh kita itu ada jutaan sel minat dan bakat. Meskipun, pertama dalam potensinya kecil tetapi kalo diasah dengan baik, nanti akan menjadi ahli. Sebagaimana pepatah ulama dalam istilahnya Ibnu Hajar ada batu yang walaupun terkena tetesan air lama kelamaan akan berlubang juga,” jelasnya.
Ketua Jurusan juga berharap, pengembangan minta dan bakat tidak berhenti di workshop ini, tapi terus berlanjut, seperti kegiatan pemberdayaan ke masyarakat.
“Kita juga bisa memberikan keterampilan kepada masyarakat, jadi konsep pemberdayaan masyarakat itu tidak hanya memberi dalam bentuk materi tapi juga memberikan keterampilan, sehingga ketika kita selesai di sana masyarakat bisa mandiri,” pungkasnya.***