SUARA CIREBON – Tidak sedikit umat Islam yang bertanya, kenapa hari H untuk Idul Adha di Indonesia berbeda dengan di Arab Saudi.
Bagi yang tidak paham, mungkin perbedaan penentuan hari H untuk Idul Adha di Arab saudi dan indonesia itu dianggap sebagai keanehan.
Tidak jarang, perbedaan hari H untuk Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi akhirnya memunculkan kegalauan atau keraguan di kalangan umat Islam.
Nah untuk lebih paham, simak penjelasan dari Kementrian Agama (Kemenag) soal kenapa terjadi perbedaan penentuan hari H untuk Idul Adha di Indonesia dengan di Arab Saudi.
Sepertihalnya Idul Adha tahun 1444 Hijriah tahun 2023 ini, untuk Indonesia, berdasar keputusan pemerintah melalui Kemenag jatuh pada hari Kamis, 19 Juni 2023.
Sedangkan di Arab Saudi, jatuh ada hari Rabu, 28 Juni 2023. Penentuan hari H untuk Idul Adha ini sama dengan keputusan dari Muhammadiyah.
Nah kenapa bisa berbeda antara Arab Saudi dengan Indonesia sebagaimana keputusan pemerintah melalui Kemenag ?
Ini alasannya :
- Secara geografis, posisi Arab Saudi berada di sebelah barat Indonesia sehingga waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam dari Aran Saudi.
- Meski Indonesia lebih cepat 4 jam, namun hilal justru lebih dulu terlihat di Arab Saudi.
Ini karena hilal terlihat di belahan bumi lebih ke barat di Arab Saudi, pada saat terbenamnya matahari (Ghurub As Syams).
- Berdasarkan data Hisab, pada 18 Juni 2023 atau 29 Zulkaidah 1444 Hijriah, ketinggian Hilal di Tanah Air antara 0’11,78′ sampai dengan 2’21,57′ dengan sudut elongasi 4,39′ sampai dengan 4,93′.
Sehingga Zulkaidah digenapkan menjadi 30 hari. Sementara di tanggal tersebut, posisi Hilal di Arab Saudi sudah lebih tinggi.
Dr H Adib MA, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag RI menjelaskan, semakin ke barat dab bertambahnya waktu, maka posisi Hilal akan semakin tinggi dan semakin mudah terlihat.
“Posisi Arab Saudi lebih ke barat dari Indonesia. Sehingga pada tanggal yang sama posisi Hilal di Arab Saudi lebih tinggi dan lebih mudah terlihat,” tuturnya.
Berdasar penjelasan diatas, maka keliru bila memahami karena Indonesia lebih cepat 4 jam dari Arab Saudi, maka Indonesia mestinya lebih dahulu ber Idul Adha.
“Sidang Isbat penetapan awal Zulhijah hasil musyawarah pakar falak dan astronomi. Sehingga penetapan awal Zulhijah dan penetapan Idul Adha sudah benar secara sains dan fikih,” tutur Adib.
Demikian penjelasan, kenapa, meski Indonesia lebih cepat 4 jam, namun saat penentuan Idul Adha malah lebih dahulu Arab Saudi yang posisinya lebih di barat.***