SUARA CIREBON – Revitalisasi Pasar Senen Desa Lemahabang Kulon, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, semenjak delapan tahun silam, hingga kini tak kunjung direalisasikan.
Terlebih diperparah adanya pandemi Covid-19 dan menjamurnya kios, yang berdampak pasar menjadi sepi.
Proses revitalisasi pasar Senen tersebut, hanya berharap adanya bantuan program Kementerian Perindustrian Perdagangan RI, sehingga tidak membebani para pedagang.
Kuwu Lemahabang Kulon, Rudiyana, menjelaskan sebenarnya pasar Senen Desa Lemahabang selesai kontrak bangunan adalah tahun 2013, dan di tahun 2017 lalu ada rencana dilakukan revitalisasi pasar.
Akan tetapi, lanjutnya, saat itu adanya tuntutan para pedagang untuk penundaan hingga akhirnya, masuk masa pandemi Covid-19, yang pada akhirnya kembali ditunda.
Memasuki tahun 2022, pedagang justru merasakan dampak Covid-19 yang dirasakan sangat memberatkan bila dilakukan revitalisasi, karena penghasilan pedagang menurun drastis yang memungkinkan akan kesulitan bila harus melakukan sewa kios baru bila pasar senen Desa Lemahabang direvitalisasi.
“Untuk sewa tahunan saja banyak pedagang yang belum mampu setor ke Pemerintah desa apalagi jika pasar harus direvitalisasi dengan menggunakan pihak ketiga,” ujarnya kepada Suara Cirebon, kemarin.
Kondisi Pasar Senen semakin tahun semakin kacau seiring dengan menjamurnya kios-kios besar yang menjual barang dagangan seperti yang dijual di pasar Senen, seperti Karomah yang hampir sebagian besar masyarakat belanja kebutuhan selain kebutuhan pangan lebih memilih berbelanja ke toko Karomah dengan alasan harga bersaing dan tempat yang strategis, akibatnya saat ini pedagang pasar Senen satu persatu mulai meninggalkan kios lantaran pengunjung pasar sepi.
Menurutnya lebih dari 30% pedagang terutama pedagang pakaian, pedagang perabot, dan beberapa pedagang lainnya sudah tidak berjualan lagi di pasar Senen dan tersisa beberapa pedagang kebutuhan pangan saja yang masih bertahan di pasar Senen.
“Keberlangsungan para pedagang sangat miris karena omset mereka per hari di bawah standar, bahkan, ada yang hanya mendapat sekitar Rp20 – 50 ribu sehari, mungkin kalau toko Karomah juga menjual cabe sayuran dan daging maka Pasar Senen sudah tidak ada pengunjungnya lagi,” ungkapnya.
Atas dasar kondisi tersebut menurut Kuwu Rudiyana, pihaknya melakukan terobosan solusi revitalisasi pasar dengan mengajukan proposal program revitalisasi pasar ke Kementerian Perdagangan RI.
Awalnya proposal tersebut sudah disetujui dan rencananya program tersebut akan direalisasikan di tahun 2023 ini, akan tetapi dengan alasan karena ada lokasi pasar di daerah lainnya yang lebih urgen maka program revitalisasi yang seharusnya untuk pasar Senen ini dialihkan. “Menurut informasi dari Kementerian Perdagangan, melalui anggota DPR RI Komisi H. Herman Haeron, revitalisasi pasar Lemahabang baru akan direalisasi di tahun anggaran 2024, diharapkan setelah dilakukan revitalisasi perekonomian di pasar Senen akan kembali bergairah,” katanya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.