SUARA CIREBON – Minat generasi muda membatik sangat minim. Mayoritas anak muda sekarang memilih bekerja di perkantoran dan lainnya.
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Cirebon pun berupaya memberikan pendidikan dan pelatihan marketing digital melalui pelatihan e-commerce. Selain itu, Dinkop UKM juga mengikutsertakan dalam beberapa kalender pameran.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra melalui Kepala Bidang Usaha Mikro, Maharto mengatakan, upaya tersebut bertujuan untuk menggeliatkan generasi muda agar mau membatik.
“Kita melakukan pelatihan digital e-commerce, kemudian mengikutsertakan produknya salam pameran,” ujar Maharto, Rabu, 30 Agustus 2023.
Melalui e-commerce, kata dia, anak-anak muda bisa mempromosikan produknya sendiri. Sehingga nantinya nemiliki gairah untuk membuat desain batik. Kalau sudah ada gairah membuat desain batik, maka akan dapat menumbuhkan minat membatik anak-anak muda.
Menurutnya, e-commerce atau marketplace ini tidak mungkin diminati oleh kalangan orang tua, karena yang memahami digital tentunya anak-anak muda.
“Iya kan, tidak mungkin dari kalangan orang tua, pastinya anak-anak muda. Dari situ pelan-pelan menumbuhkan minat muda-mudi untuk membatik,” kata Maharto.
Saat ini, minat generasi muda membatik memang sudah minim. Kurangnya minat generasi muda terhadap batik ini membuat resah para perajin batik lokal di Kabupaten Cirebon.
Salah satunya, seperti dirasakan perajin batik asal Desa Trusmi Kulon, Kecamatan Plered, Tatan Tanyumi (64). Tatan menyampaikan, ia sudah bergelut menjadi perajin batik sejak tahun 1986.
Saat ini, ia hanya memiliki 15 karyawan yang tersisa. Padahal, ia sangat membutuhkan generasi muda untuk melanjutkan usahanya itu.
“Anak-anak sekarang kadang tidak mau membatik, maunya kerja di perkantoran, di mall, jadi makin langka tenaga kerjanya,” ujarnya.
Ia juga mengaku khawatir anak-anak muda kurang pegetahuan mengenai batik. Terlebih, sekarang marak batik printing yang sulit dibedakan dengan batik tulis.
Dirinya pun akhirnya mempekerjakan anak-anak muda dari Pekalongan akibat kurangnya minat anak muda Kabupaten Cirebon. Hal itu ia lakukan karena kebanyakan batik hasil produksinya juga dikirim ke Pekalongan.
“Saya khawatir motif batik khas Cirebonan akan punah jika pembatik dari kalangan muda asal Trusmi tidak ada yang mau meneruskan,” kata Tatan.
Ia menambahkan, batik merupakan salah satu warisan dunia yang harus tetap dilestarikan. Namun, nyatanya pembatik di Kabupaten Cirebon kehilangan banyak SDM. Ia berharap, anak-anak muda tergerak hatinya untuk terjun membatik agar warisan dunia tidak punah.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.