SUARA CIREBON – Selain mengancam tanaman padi, kekeringan juga mengakibatkan terjadinya krisis air bersih di Cirebon dan Indramayu.
Puluhan ribu warga di dua daerah tersebut, sudah dua pekan terakhir mengalami krisis air bersih.
Sumber air satu-satunya dari PDAM, makin sulit diperoleh. Sementara sumur-sumur bor, sudah tidak lagi mengeluarkan air.
Peta krisis air bersih, terutama dialami warga di wilayah ujung jaringan pipa PDAM, di daerah pesisir atau pinggiran.
Di Indramayu, tercatat lebih dari 15 kecamatan mengalami kesulitan air bersih, sejumlah diantaranya krisis air bersih.
Diantaranya Kecamatan Krangkeng dan Karangampel di wilayah timur. Lalu Pasekan dan sebagian Indramayu di wilayah tengah.
Kemudian Kecamatan Kandanghaur, Losarang dan Gabuswetan. Warga terpaksa membeli air bersih untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Krangkeng dan Karangampel, terlihat paling parah. Di Krangkeng, warga sampai nekad memanfaatkan sumber air dari saluran air selokan untuk kebutuhan MCK.
Untuk air minum, sebagian besar membeli atau menunggu bantuan air bersih dari pemerintah setempat.
Di Cirebon, krisis air bersih dialami Kecamatan Gegesik, Gunungjati dan Kapetakan di wilayah barat.
Kemudian Kecamatan Kanci, Astanajapura, Gebang dan Losari di wilatah timur. Greged, Beber, Mundu di wilayah tengah.
Sumber air seperti Setu Patok di Kecamatan Mundu, terus menyusut airnya. Diperkirakan dalam dua pekan akan mengering.
Bantuan Air Bersih
Mengatasi krisis air bersih yang melanda belasan kecamatan di pantura Kabupaten Cirebon dan Indramayu, bantuan air bersih mulai dikerahkan dalam sepekan ini.
Polresta Cirebon dan Polres Indramayu, salah satu instutusi yang gencar menyalurkan ratusan ribu liter ke desa-desa dengan status krisis air bersih terparah.
Polres Indramayu, telah mengirimkan bantau air bersih ke warga di desa-desa terparah mengalami krisis di Krangkeng, Karangampel dan Cantigi.
“Di Krangkeng, sedikitnya 6.000 sampai 7.000 warga mengalami krisis air bersih. Kami terus memasok bantuan air buat mereka,” tutur Kapolres Indramayu, AKBP Fahri Siregar.
Hal sama dilakukan Polresta Cirebon. Dalam sepekan ini, telah menggelontorkan bantuan air bersih ke sejumlah desa di Gegesik dan Kapetakan.
“Karena kekeringan masih akan terus berlangsung kami menghimbau warga untuk benar-benar berhemat dalam pemakaian air bersih,” tutur Kapolresta Cirebon, Arief Budiman.
Masiti (47 tahun) warga Desa Kapringan, Kecamatan Krangkeng, mengaku bantuan air bersih dari Polres Indramayu hanya digunakan untuk air minum dan memasak.
“Untuk mandi kami cari sumber air lain. Kami sekarang bahkan mandi bisa dua hari sekali,” tuturnya.
Hal sama diungkapkan Kasidin (43 tahun), warga Kapetakan. Bantuan air bersih terutama diperuntukan untuk kegiatan memasak dan kebutuhan air minum.
“Kami juga dahulukan kepentingan anak-anak,” tutur dia.
Sejauh ini, belum ada kepastian kapan kemarau akan berakhir. Jika melihat situasi, terutama saat siang hari, belum ada tanda-tanda hujan akan turun di wilayah pantura.***