SUARA CIREBON – Netizen ramai-ramai menyerbu akun media sosial (medsos) MK alias K, pelaku perundungan di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Ribuan komentar menyerbu postingan MK, terutama di akun Facebook pelaku perundungan di Cimanggu, Cilacap yang menggunakan nama Ikhwan Salafiy.
Hampir seluruh komentar netizen berisi tumpahan kemarahan. Tidak sedikit yang menantang duel ke MK si pelaku perundungan Cimanggu, Cilacap tersebut.
Hal mengejutkan, sebagian besar postingan MK justru berisi konten yang bernada agamis, berisi ajakan-ajakan kebaikan.
Namun kelakuan MK alias K ternyata sangat berbeda. Di akunnya, MK bahkan tidak menyebutkan nama aslinya, namun lebih menggunakan nama Ikhwan Salafiy.
Beberapa diantara postingan MK lainnya, terlihat ia berfoto bersama sejumlah sepeda motor.
Tidak jelas apakah sepeda motor miliknya, keluarganya atau temannnya. Hal yang terlihat mencolok postingan doto saat MK duduk di atas sepeda motor jenis Vespa tahun 70an.
Di foto itu, rambut MK terlihat lebat. Tidak seperti foto terbaru yang sudah dipotong pendek.
Di atas vespa tahun 70an, MK terlihat duduk santai. Mengejutkannya, di atas vespa itu, MK terlihat merokok.
MK berpose mulutnya sedang menyemburkan asap rokok. MK terlihat mengenakan celana panjang dan berpakaian rapi.
Pada unggahan lain, ada flyer berisi ucapan kalau MK ternyata juara 3 lomba Tartil untuk tingkat Putra.
Ucapan selamat ini disampaikan oleh SMP Negeri 2 Cimanggu. MK menjadi juara 3 lomba Tartol tngkat Mapsi SMP ke 12 Kecamatan Cimanggu.
Dalam catatan hidupnya, MK memang pernah dimasukan ke pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Namun karena sering kabur-kaburan, kedua orang tuanya akhirnya memindahkan ke SMP Negeri 4 Majenang.
Namun di SMP Negeri 4 Majenang juga tidak lama. Pihak sekolah angkat tangan, menyerah dan mengembalikan MK ke orang tua karena sering berkelahi dengan teman-temannya.
Dari SMP Negeri 4 Majenang, MK lalu dipindahkan sekolah di kampungnya di SMP Negeri 2 Cimanggu, tidak jauh dari Majenang.
Di SMP Negeri 2 Majenang ini, meski sebagai siswa baru, MK cepat menguasai teman-temannya dengan perilaku brutalnya.
Teman-temannya mengaku ketakutan. Bila tidak menuruti kemauan MK, bisa menjadi sasaran pemukulan.
Di SMP Negeri 2 Cimanggu ini, MK lalu membentuk kelompok atau geng anak sekolah bernama Barisan Siswa.
MK lantas memiliki anak buah sekitar 30 siswa dari berbagai kelas di SMP Negeri 2 Cimanggu.
Barisan Siswa pimpinan MK ini menjadi inkubator aksi-aksi kekerasan diantara para siswa di SMP tersebut.***